Sabtu, 15 Desember 2018

MAKALAH ASMAUL HUSNA AL-KARIM, AL-MU’MIN, AL-WAKIL, AL-MATIN, AL-JAMI’, AL-‘ADL, AL-AKHIR



MAKALAH
ASMAUL HUSNA
AL-KARIM, AL-MU’MIN, AL-WAKIL,
 AL-MATIN,  AL-JAMI’,  AL-‘ADL, AL-AKHIR


OLEH
FENYL




SMA NEGERI 2 BILASANGING



KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat allah swt, yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dan tak lupa kami haturkan shalawat serta salam kepada baginda nabi, nabi muhammad saw yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga ke zaman terang benderang ini.
Kami menyadari bahwa masih merasa banyak kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu kami sangat mengharapkan sekali kritik dan saran yang bersifat membangun bagi kami. dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca umunnya.

Penyusun
















BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Asma’ul Husna terdiri atas dua kata, yaitu asma yang berarti nama -nama,dan Husna yang berarti baik atau indah. Jadi, Asmaul Husna dapat diartikan sebagai nama-nama yang baik lagi indah yang hanya dimiliki oleh Allah Swt. sebagai bukti keagungan-Nya. Kata Asmaul Husna diambil dari ayat al-Qur’ān Q.S. Taha/20:8. yang artinya, “Allah Swt. tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dia memiliki Asmaul Husna (nama-nama baik)“.
            Allah SWT adalah dzat yang maha perkasa, keperkasaan Allah tiada bandingannya, tidak terbatas dan bersifat kekal. Allah SWT menciptakan alam semesta ini untuk kepentigan umat manusia, dalam menciptakan alam Allah tidak pernah meminta bantuan terhadap mahluk lain, oleh karena itu kita sebagai hamba Allah hendaknya selalu memuliakan-Nya, kemampuan Allah dengan cara selalu mentaati seagala apa yang telah diperintahkan-Nya dan juga menjauhi segala sesuatu yang telah di larang-Nya.
            Rukun Iman pertama adalah Iman kepada Allah Swt, beriman kepada Allah Swt berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati  bahwa Allah Swt , itu benar – benar ada dengan segala kesempurnaan – Nya untuk mengetahui kesempurnaanya salah satunya adalah dengan mengetahui 20 sifat Allah dan 99 Asmaul Husna.
Sesungguhnya kesempurnaan Allah Swt itu dapat kita rasakan dengan kehidupan sehari-hari dari segala apa yang diciptakannya , Allah menciptakan matahari, laut,air, udara binatang, dan lain sebagainya untuk menunjukkan kesempurnaanya Allah tidak membutuhkan peribadatan manusia , tetapi manusialah yang membutuhkan adanya Allah, manusia harus selalu meminta dan memohon perlindungan kepada Allah denga berdoa menggunaakan Asmaul Husna.

B.   Rumusan Masalah
1.      Menguraikan 7 Asmaul Husna yakni ( Al-Karim, Al-Mu’min, Al-Wakil, Al-Matin,  Al-Jami’,  Al-‘Adl, Al-Akhir ).
2.      Menguraikan makna 7 Asmaul Husna yakni ( Al-Karim, Al-Mu’min, Al-Wakil, Al-Matin,  Al-Jami’,  Al-‘Adl, Al-Akhir ).
3.      Memberikan contoh perilaku yang mencerminkan 7 Asmaul Husna yakni ( Al-Karim, Al-Mu’min, Al-Wakil, Al-Matin,  Al-Jami’,  Al-‘Adl, Al-Akhir ).

C.   Tujuan
Dengan adanya makalah ini maka kami bertujuan untuk :
1.      Menjelaskan tentang Asma’ul Husna.
2.      Mengetahui dan memahami  dari Asma’ul Husna dalam kehidupan seharihari.





  

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Mengenal Asmaul Husna
Mengenal Asmaul Husna memiliki urgensi yang besar, sebagai berikut:
1- Mengenal Allah melalui nama dan sifat-Nya merupakan ilmu yang paling mulia dan agung secara mutlak. Karena kemuliaan ilmu terkait dengan kemuliaan yang diketahui. Yang diketahui dalam masalah ini adalah Allah Ta'ala beserta nama-nama, sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan-Nya. Menyibukkan diri untuk memahami ilmu ini, mengkajinya secara sempurna merupakan kesibukan untuk meraih sesuatu yang sangat tinggi dan pencapaian seorang hamba dalam masalah ini merupakan pemberian paling mulia. Karena itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjelaskannya sungguh-sungguh dan karena perhatian beliau yang besar dalam masalah ini, para shahabat tidak berbeda pendapat dalam masalah ini sebagaimana mereka berbeda pendapat dalam masalah hukum. 

2- Mengenal Allah akan mendorong kita untuk mencintai dan takut kepada-Nya, berharap serta ikhlas dalam beramal kepada-Nya. Ini merupakan inti kebahagiaan seorang hamba. Tidak ada jalan untuk mengenal Allah selain mengenal nama-nama-Nya yang mulia dan memahami makna yang terkandung di dalamnya.

3- Mengenal Allah Ta'ala melalui nama-nama-Nya yang mulia dapat menambah keimanan. Sebagaiman dikatakan oleh Syekh Abdurrahman bin Sa'dy rahimahullah, "Sesungguhnya iman terhadap nama-nama Allah yang mulia dan memahaminya mengandung macam tauhid yang tiga; Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah, dan Tauhid Asma wa Sifat. Ketiga macam tauhid ini merupakan ruh keimanan, penyejuk hati, asal dan tujuannya. Semakin bertambah pemahaman seorang hamba terhadap nama-nama dan sifat-sifat Allah, bertambah pula keimanannya dan akan semakin kuat keyakinannya." (At-Tauhdhih wal Bayan Li Syajaratil Iman, oleh As-Sa'dy, hal. 41)

4- Sesungguhnya Allah menciptakan makhluknya agar mereka mengenal-Nya dan menyembah-Nya. Inilah tujuan yang dituntut. Karena, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Qayim rahimahullah, "Kunci dakwah para rasul dan inti risalah mereka adalah mengenal yang disembah melalui nama-nama dan sifat-sifat serta perbuatan-perbuatan-Nya. Karena dengan pengenalan tersebut akan terbangun seluruh tuntutan risalah dari awal hingga akhir." (Ash-Shawa'iq Al-Mursalah Alal Jahmiah wal Mu'atholah, Ibnu Qayim, 1/150-151)

Menyibukkan diri untuk mengenal Allah, adalah menyibukkan dengan sesuatu yang dengan alsan itu makhluk diciptakan. Mengabaikannya dan meninggalkannya adalah bentuk penyelewangan terhadap tujuan penciptaannya. Akan tetapi yang dimaksud iman bukan sekedar mengucapknnya saja tanpa mengenal Allah, karena hakikat iman kepada Allah adalah pengenalan seorang hamba kepada Tuhannya yang dia imani dan mengerahkan segala kemampuannya untuk mengenal Allah melalui nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Seberapa besar dia mengenal Tuhannya, sebesar itu pula akan bertambah imannya.

5- Mengetahui nama-nama Allah yang mulia merupakan landasan ilmu atas segala sesuatu yang diketahui. Sebagaimana perkataan Ibnu Qayim rahimahullah, "Sesungguhnya ilmu terhadap nama-nama Allah yang mulia merupakan pokok ilmu atas segala sesuatu yang diketahui. Karena segala sesuatu yang diketahui selain-Nya, apakah dia merupakan ciptaan-Nya atau merupakan perintah-Nya, apakah ilmu terhadap apa yang Dia ciptakan atau ilmu terhadap apa yang Dia syariatakn. Sumber penciptaan dan perintah adalah nama-nama Allah yang mulia. Keduan terkait satu sama lain sesuai kandungan yang terdapat di dalamnya. Ihsha (mengenal, beriman dan menjalankan) terhadap Asmaul Husan merupakan asal penghitungan atas segala sesuatu yang diketahui. Karena semua yang diketahui terkait dengannya." .

B. Pengertian Asmaul Husna
1)     Al-Kariim
Orang yang masih dalam perjalanan sangat teringin untuk cepat sampai kepada Allah s.w.t. Dia terpesona melihat keadaan orang-orang yang telah sampai. Kadang-kadang timbul rasa tidak sabar untuk ikut sama sampai kepada tujuannya. Perasaan tidak sabar akan menimbulkan harapan atau cita-cita agar ada seseorang yang dapat menolong mengangkatnya. Orang yang diharapkan itu mungkin terdiri daripada mereka yang telah sampai atau mungkin juga dia menaruh harapan kepada wali-wali ghaib dan malaikat-malaikat. Maksud dan tujuannya tidak berubah, iaitu sampai kepada Allah s.w.t tetapi dalam mencapai maksud itu sudah diselit dengan harapan kepada selain-Nya. Ini bermakna sifat bertawakal dan berserah dirinya sudah bergoyang. Sebelum dia terjatuh, Hikmat 47 ini menariknya supaya berpegang kepada al-Karim. Walau kepada siapa pun diletakkan harapan namun, harapan dan orang berkenaan tetap mencari al-Karim. Tidak ada harapan dan cita-cita yang dapat melepasi al-Karim.
 Al-Karim adalah salah satu daripada Asma-ul-Husna. Nama ini memberi pengertian istimewa tentang Allah s.w.t. Al-Karim bermaksud:
1:  Allah s.w.t Maha Pemurah.
2:  Allah s.w.t memberi tanpa diminta.
3:  Allah s.w.t memberi sebelum diminta.
4:  Allah s.w.t memberi apabila diminta.
5:  Allah s.w.t memberi bukan kerana permintaan, tetapi cukup sekadar harapan, cita-cita dan angan-angan hamba-hamba-Nya. Dia tidak mengecewakan harapan mereka.
Sekiranya para hamba mengenali al-Karim nescaya permintaan, harapan dan angan-angan tidak tertuju kepada yang lain melainkan kepada-Nya. Allah al-Karim menciptakan makhluk dengan kehendak-Nya tanpa ada kaitan dengan sebarang permintaan, cita-cita atau harapan sesiapa pun. Dia menentukan dan menetapkan hukum pada setiap kejadian-Nya dengan kehendak-Nya juga. Dia menyediakan segala keperluan makhluk-Nya dan mempermudahkan makhluk-Nya memperolehi rezeki masing-masing dengan kehendak-Nya juga. Tidak ada sesuatu yang campur tangan dalam urusan-Nya membahagikan kebaikan kepada makhluk-Nya.



2)     Al-Mu’min
Al-mu'min secara bahasa berasal dari kata aminayang berarti pembenaran, ketenangan hati, dan aman. Allah SWT al-mu'min artinya Dia Maha Pemberi rasa aman kepada semua makhluknya, terutama manusia. Keamanan dan rasa aman yang kita peroleh tidak terlepas dari kekuasaan Allah. Ketenangan hati hanya didapat bila kita dekat dengan Allah, rajin membaca Al - Qur'an, rajin sholat, dan lain - lain. Ketidak nyamanan bukan hanya akibat ulah manusia tapi bisa juga karena binatang buas, bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor dan lain - lain. Ada orang yang merasa tidak aman walaupun situasinya aman dan tentram. Sebaliknya ada orang yang merasa, tenang, tidak gelisah walaupun situasi dan keadaan genting dan kacau. Allah adalah al-mu’min yang muthlaq, karena hanya kepada-Nyalah keamanan dapat diraih dan Dia adalah pencipta keamanan, baik didunia maupun di akhirat. Allah juga Maha tepercayadalam  menepati janji-Nya.
Allah SWT bernama Al-Mu’min yang artinya Yang Maha Memberikan Keamanan atau Yang maha Terpercaya karena dalam mencantumkan wa’dun/janji-janjinya pasti tidak mungkin diingkari, pasti ditepati.

Nama lain dari asma ini adalah Ash-Shadiq (Yang Maha Membenarkan) seperti tersebut dalam sebuah hadist, dimana Rasulullah saw. bersabda (yang artinya):
"Ketika seorang hamba berkata, 'Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Allah Maha Besar', Allah swt. berfirman, 'Hamba-Ku benar (shadaqa 'abdii), tiada Tuhan selain Aku dan Aku Mahabesar.' Dan ketika seorang hamba berkata, 'Tidak ada Tuhan Yang Berhak disembah kecuali Allah, dan Dia Maha Esa', Allah swt. berfirman, 'Hamba-Ku benar (shadaqa 'abdii), tiada Tuhan selain Aku dan Aku Maha Esa." (HR. Turmuzi, Ibnu Majah)

3)     Al-Wakil
Mempunyai arti bahwa Allah, adalah zat yang mengurus segala urusan hamba-Nya dan memudahkan segala yang dibutuhkan oleh mereka. Allah adalah Dzat yang segala perkara diwakilkan kepada-Nya.
Dan wakil itu terbagi atas:
-         Yang memenuhi apa yang diwakilkan kepadanya dengan sempurna, tanpa pamrih;
-         Yang memenuhi tetapi tidak semua. Wakil yang mutlak ialah yang diwakilkan segala urusan kepadanya, dan dia cocok untuk melaksana kan dan menyempurnakannya-wakil seperti itu tidak lain hanyalah Allah SWT.
Dari keterangan ini, dapatlah dipahami bahwa bagian hamba dari ism ini adalah: kepada-Nyalah ia harus menyerahkan segala urusannya, sebab Dialah sebaik-baik yang diserahi uru.
Melalui sifat ini, Allah swt. memerintahkan agar manusia memiliki sifat dan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu di antaranya adalah memegang amanah dengan sebaik-baiknya.

4)     Al-Matiin
Allah memiliki asma al-Matiin artinya Allah adalah Dzat yang Maha Kokoh dalam kekuasaan-Nya. Allah adalah Dzat yang maha kuat dalam pendirian-Nya. Allah adalah Dzat yang maha teguh dalam janji-Nya.
Allah menjanjikan kebahagiaan dan surge bagi hamba yang mengikuti perintah-Nya, dan Allah menjanjikan kehidupan yang saling bermusuhan dan panas serta Nerakan bagi yang mengingkari dan menolak aturan-aturan-Nya. Ini semua tidak akan pernah berubah sampai kapanpun, karena Allah al-Matiin sesuai dengan QS Ad-Dzariyat/51 : 58, 
Artinya: “Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”.
Manusia sebagai wakil-Nya, tentu pula harus memiliki sifat ini. Kita harus memiliki sifat teguh, tidak gampang tergoda dan tergoyahkan dengan harapan-harapan palsu yang mengintai dan menggoda kita.
Manusia yang meyakini bahwa Allah al-Matiin akan terus berusaha menjadi manusia yang teguh pendirian dalam kebenaran, kuat kemauan untuk menjadi manfaat bagi manusia dan mahkluk Allah yang lain.
  
5)     Al-Jami
Jami’ berasal dari kata jama’ah yang artinya kumpulan, lebih dari satu, banyak. Allah bersifat al-Jami’ artinya Allah maha mengumpulkan/mempersatukan.
Selain Allah akan mengumpulkan kita nanti pada hari kiamat, Allah al-jami’ juga dapat kita buktikan dalam kehidupan ini.
Itulah asma Allah al-Jami’. Ada dua pelajaran yang dapat kita petik dari asma Allah al-Jami’.
Pertama Allah akan mengumpulkan kita nanti pada hari Akhir. Kedua, sebagai khalifah, wakil yang dipercaya Allah untuk mengatur kehidupan alam semesta ini. Kita harus membumikan al-Jami’ dalam kehidupan. Kita harus menjadi katalisator untuk terbentuknya persatuan dan kesatuan mahkluk-makhluk Allah sehingga menjadi satu kesatuan sIstem kehidupan yang harmonis dan saling membutuhkan. Jagalah persatuan dan kesatuan sistem kehidupan, bertanggungjawablah pada tugas dan fungsi masing-masing. Jangan merasa diri yang paling baik dan paling benar. Karena hanya Allah yang bisa memutuskan mana yang benar dan mana yang salah. Jangan sok tahu dengan menghakimi orang lain salah, dan kemudian kita menarik diri dari tugas dan fungsi kita dalam system kehidupan.

6)     Al-Adl
Kata ini adalah kata dasar, di mana Allah menyifatkan diri-Nya sebagai sifat mubalaghah, yakni bersifat adil yang sempurna. Dia bersih dari sifat aniaya, baik dalam hukum-Nya maupun dalam perbuatan-Nya. Di antara hukum-Nya mengenai hak hamba-hamba-Nya adalah, bahwasanya tidak ada bagi manusia itu kecuali apa yang dia usahakan, dan bahwa hasil dari segala usahanya itu akan dilihatnya. Sesungguhnya orang-orang yang saleh berada di dalam surga yang penuh dengan kenikmatan, dan bahwa orang-orang durhaka akan dimasukkan ke dalam api neraka jahanam.
harus adil, tidak memihak untuk menyesuaikan dengan benar, untuk membuat bahkan, untuk meluruskan, memperbaiki, menegakkan keadilan,untuk menyeimbangkan, mengimbangi, untuk membuat yang sama, seragam,untuk mengaktifkan salah satu dari sesuatu, benar langsung, untuk membuat nyaman dengan apa yang benar
- “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan ...” (an-Nahl: 90)
- “Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil”. (al-Ma’idah: 8)

7)     Al-Akhir
Al-Akhir adalah Zat yang memiliki sifat kekal dan Mahaakhir yang tidak ada sesuatu pun setelahNya.Dia Mahakekal tatkala semua makhluk hancur, Mahakekal dengan kekekalannya.

Nama ini disebutkan di dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala :
Dialah Yang Awal dan Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu ". ( QS. Al-Hadid : 3 ).

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
Ya Allah, Engkaulah Yang Mahaakhir, yang tidak ada sesuatu setelahMu "(HR. Muslim)

Al-Akhir adalah Zat yang memiliki sifat kekal dan Mahaakhir yang tidak ada sesuatu pun setelahNya.Dia Mahakekal tatkala semua makhluk hancur, Mahakekal dengan kekekalannya.Adapun kekekalan makhlukNya adalah kekekalan yang terbatas, seperti halnya kekekalan Jannah, neraka dan apa yang ada di dalamnya.Jannah adalah makhluk yang Allah ciptakan dengan ketentuan, kehendak, dan perintahNya.

Allah berkehendak untuk menetapkan makhluk yang kekal dan yang tidak, namun kekekalan makhluk itu tidak secara zat dan tabiat, karena secara tabiat dan zat, seluruh makhluk ciptaan Allah adalah fana (tidak kekal).Sifat kekal tidak dimiliki oleh makhluk, kekekalan yang ada hanya sebatas kekal untuk beberapa masa sesuai dengan ketentuanNya.

Sedangkan zat dan sifat Allah Subhanahu Wa Ta'ala seperti wajah, keperkasaan, kemahatinggian, rahmat, tangan, kemampuan, kerajaan, dan kekuatan Allah adalah sifat yang kekal abadi.Kekal adalah sifat Zat Allah, karena Allah adalah Zat yang Mahaakhir tiada sesuatupun setelahNya.

B.   Makna Asmaul Husna

1)     Al-Karim
Karîm adalah yang mulia dalam segala hal, yang amat banyak pemberian dan kebaikannya, baik ketika diminta maupun tidak. Nama al-Karîm menunjukkan kesempurnaan kemuliaan Allah Azza wa Jalla dalam zat dan segala sifat serta perbuatan-Nya: 

1. Allah Azza wa Jalla Maha Mulia dalam dzat-Nya. Tidak ada cacat sedikit pun dalam dzat Allah Azza wa Jalla. Sesungguhnya dzat Allah k Maha Indah.

2. Allah Azza wa Jalla Maha Mulia dalam segala sifat-Nya. Tidak ada sifat jelek pun pada Allah k . Sesungguhnya sifat-sifat Allah amat sempurna dalam segala maknanya.

3. Allah Azza wa Jalla juga Maha Mulia dalam segala perbuatannya. Tidak ada cacat dalam perbuatan Allah Azza wa Jalla. Sesungguhnya segala perbuatan Allah Azza wa Jalla penuh dengan berbagai hikmah yang luas.

2)     Al-Mukmin
Sifat Allah Al - Mukmin artinya "Allah Maha Pemberi Keamanan". Keamanan merupakan kebutuhan penting bagi manusia. Kehidupan akan terasa nyaman dan berjalan semestinya karena adanya keamanan. Negara yang tidak aman sulit melaksanakan pembangunan. Kehidupan masyarakat akan terancam bila tidak ada keamanan. Kita lihat bagaimana negara yang sedang dalam peperangan.
Keamanan dan rasa aman yang kita peroleh tidak terlepas dari kekuasaan Allah. Ketenangan hati hanya didapat bila kita dekat denmgan Allah, rajin membaca Al - Qur'an, rajin sholat, dan lain - lain. Ketidak nyamanan bukan hanya akibat ulah manusia tapi bisa juga karena binatang buas, bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor dan lain - lain. Ada orang yang merasa tidak aman walaupun situasinya aman dan tentram. Sebaliknya ada orang yang merasa, tenang, tidak gelisah walaupun situasi dan keadaan genting dan kacau.

3)     Al-Wakil
 Al-wakil berarti yang maha mewakili dialah wakil yang mutlak , dialah yang mengurusi segala sesuatu yang menjadi urusan hambanya di samping itu dia juga menjadikan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh umat manusia, hanya allah yang dapat memudahkan makhluknya dari kesusahan yang dijhadapinyA.
Dalam kitab suci Al – qur’an, asmaul husna Al – wakil disebut di beberapa tempat, yaitu:  Q.S. Ali-imron/3 ayat 173; Q.S An-nisa/4 ayat 81; Q.S Al-An’am/6 ayat102; Q.S Yusuf/12 ayat 66; Q.S Al-Qosos/28 ayat 28; Q.S Az-zumar/39 ayat62; Q.S An-nisa/4 ayat 171; Q.S Al-isra/17 ayat 65; Q.S AL-ahzab/33 ayat 31; Q.S Al-ahzab/33 ayat 48; Q.S Al-muzzammil/73 ayat 9.

4)     Al-Matiin
Dzat yang sangat kokok, yaitu Dia sangat kokok dan berkekuatan yang tidak pernah luntur. Kokok diatas segala-galanya diseluruh kekuasaanNya.

ALLAH adalah Maha Sempurna dalam kekuatan dan kekukuhan NYA. Kekuhan dalam prinsip sifat2 nya, tidak akan Allah melemahkan suatu sifatnya, sebagaimana manusia... Maha Sempurna ALlah dari sifat manusiawi. Allah juga maha kukuh dalam kekuatan kekuatannya oleh karena itu Sifat AL Matin adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari kekuatan yang tidak ada taranya.

Kekukuhan Allah yang memiliki rahmat dan azab terbukti ketika Allah memberika rahmat NYA kepada hamba hamba NYA tidak ada apapun yang dapat menghalangi rahmat ini untuk tiba kepada sasarannya

Demikian juga tidak ada kekuatan yang dapat mencegah pembalasan NYA. Kemurkaan dan azab NYA akan mengenai sasaran tanpa meleset sedikitpun atau sekali pun.

5)     Al-Jami
Dia adalah Dzat yang menghimpun seluruh manusia pada hari kiamat. Dan ada pendapat lain mengatakan, bahwa Dia adalah Dzat yang mengumpulkan bagia-bagian tubuh manusia sesudah ia bercerai-berai, dan yang membangkitkan mereka kembali, serta menghimpun mereka di padang mahsyar.
Penghimpunan ini ada berbagai macam bentuknya, di antaranya adalah mengumpulkan seluruh makhluk yang beraneka ragam, termasuk manusia dan lain-lainnya, di permukaan bumi ini dan kemudian mengumpulkan mereka di padang mahsyar pada hari kiamat. Dan Dia mengumpulkan langit, planet, udara di bumi, lautan, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan barang-barang tambang yang aneka rupa di bumi. Dia mengumpulkan tulang, urat, keringat dan otot, dan lain-lain. Dia mengumpulkan antara dua sifat yang berlawanan, seperti panas dan dingin, kering dan lembab, di dalam unsur hewan dan tumbuh-tumbuhan dan ini termasuk penghimpunan yang paling sempurna di antara yang ada.
Dan Allah juga mengumpulkan di dalam diri seorang hamba adab yang lahir di anggota tubuh dan hakikat batin di dalam hati. Barangsiapa yang sempurna makrifatnya dan baik tingkah lakunya, maka ia disebut juga sebagai jami’. Dikatakan bahwa jami’ ialah orang yang tidak padam cahaya makrifatnya.

6)     Al-Adl
Allah Maha Adil dalam segala hal terhadap apa yang diperbuat hamba-Nya. Berbeda dengan manusia. Mungkin ketika menjadi hakim atau wasit dalam suatu pertandingan, seseorang tidak jarang memihak golongan atau keluarganya. Banyak hal yang bisa mempengaruhi manusia sehingga manusia tidak bisa benar-benar adil. Namun, keadilan Allah pastilah adil yang seadil-adilnya. Dan, Allah selalu menyuruh hamba-Nya untuk berbuat adil.

Ada Asmaul Husna lain yang artinya sama, yaitu Al Muqsith (Maha Adil). Namun, Maha Adil Allah disini lebih adil kepada manusia.
Allah itu adil kepada siapa dan apa saja, baik manusia, makhluk lain, maupun alam ciptaan-Nya. Segala yang diciptakan Allah sudah ditetapkan dengan adil. Ada siang ada malam, ada laki-laki ada perempuan, dan sebagainya.

7)     Al-Akhir
Makna Al-Akhir adalah Dzat yang tiada sesuatu setelah-Nya. Nama Allah Subhanahu wa Taala ini menunjukkan keabadian-Nya dan kekekalan-Nya. Dan ini menunjukkan bahwa Dia merupakan tujuan dan tempat bergantung yang seluruh makhluk menuju kepada-Nya dengan ibadah, harapan, rasa takut dan seluruh keperluan mereka.
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu mengatakan:
“Dan janganlah dipahami bahwa ini menunjukkan batasakhir-Nya. Karena ada juga hal-hal yang abadi (lainnya) namun berupa makhluk, seperti al-jannah (surga) dan an-nar (neraka). Atas dasar itu, maka Al-Akhir mengandung makna bahwa Ia meliputi segala sesuatu, tiada kesudahan bagi keakhiran-Nya.
C.   Sikap yang mencerminkan Asmaul Husna
1)     Al-Karim
Dengan memahami dan menghayati makna asmaul husan al-karim hendaknya kita memiliki sikap-sikap antara lain.
a.       Budi pekerti yang luhur sehingga akan hidup pada drajat yang mulia baik di sisi allah maupun di sisi manusia
b.      Menghindari akhlak tercela yang membuat kita menjadi hina  baik dihadapan Allah Swt maupun sesama manusia.
c.       Pandai bersyukur atas nikmat-nikmat Allah Swt yang jumlahnya sangat banyak semua itu allah anugrahkan kepada kita  karena Allah Swt memiliki sifat Al-Karim maha pemura

2         2)     Al-Mukmin
Dengan memahami dan menghayati makna asmaul husna Al-Mu’min hendaknya kita memiliki sikap-sikap , antara lain :
a.       Meneladani sifat allah tersebut sehingga satu sama lain, saling memberi rasa aman, dan keamanan se4hingga tercipta suasana yang nyaman
b.      Menghiondari dari melakukan hal-hal yang dapat membuat orang lain merasa takut  atau mengusik ketenangan orang lain.
c.       Meneladani makna dari sifat al-mu’min , dimana lisan dan perbuatan serta tindakan kita harus menyelamatkan orang lain minimal tidak membahayakan orang lain.
d.      Yakin dan optimis yang kemudian melahirkan kreativitas dan inovasi sebab kita yakin dan optimis bahwa keyakinan allah selalu bersama kita .
e.       Sikap berani dan tidak menjadi orang penakut karena kita yakin allah akan menjaga dan melindunginya.


 3)     Al-Wakil
 Dengan memahami dan menghayati makna Asmaul husna Al-wakil, hendaknya lita dapat memiliki sikap-sikapm, antara lain
a.       Sadar bahwa hanya Allah SWT. Tempat menggantungan diri sebab selain Allah tiada yang dapat mencukupi segala kekurangan.
b.      Teguh pendirian dan tidak merasa takut didalam perjuangan menegakkan yang benar dan melawa kebatilan,
c.       Saling menjaga terhadap sesama, tidak suka mengganggu ketenangan orang lain apalagi mengancam keselamatan orang serta suka menteror orang lain.
4
            4)     Al-Matiin
 Dengan memahami dan menghayati makna Asma’ul husna Al-matin, hendaknya kita memiliki sikap-sikap antara lain:
a.       Sadar jika meminta pertolongan meminta hanya kepada Allah SWT. Semata, dan tidak akan meminta kepada yang lain sebab hanya Allah yang memiliki kekuatan yang sempurna.
b.      Berusaha menghindari sikap sombong sebab kita sadar bahwa kemampuan kita terbatas, jauh dari sifat sempurna.
c.       Yakin bahwasannya semua kekuatan adalah milik Allah SWT;
d.      Berusaha untuk menjadi orang mukmin yang kuat, baik dari segi fisik, ekonomi maupun dari segi keilmuan (intelektual)
5
             5)     Al-Jami
 Dengan memahami dan menghayati makna Asma’ul husna Al-jam’; hendaknya kita memiliki sikap-sikap, antara lain:
a.       Sadar bahwa kita suatu saat kita akan mati dan suatu saat akan dikumpulkan di sebuah tempat yang bernama padang makhsyar, menunggu penentuan nasib di akherat apa akan bertempat di surga atau di neraka.
b.      Hati-hati dalam bertindak karena semuanya akan dimintai pertanggung jawaban.
c.       Semangat dalam melakukan kebaikan dan merasa optimis, bahwa semua kebaikan akan ada nilainya di hadapan Allah. Jika kita termasuk muttaqin maka kita akan dikumpulkan dalam keadaan terhormat disisi Allah.
d.      Rasa takut ketika ada niat akan melakukan berbuatan dosa. Karena Almujrimin (para pelaku dosa) dikumpulkan dipadang makhsyar tadi dengan muka biru muram, sedih dan  penyesalan.
6
              6)     Al-Adl
Dengan memahami dan menghayati makna asmaul husna al-adlu , seharusnya kita memiliki sikap
a.       Husnudhon (positif thingking) kepada allah terhadap semua ketentuan allah swt”,
b.      Senantiasa bersyukur kepada allah swt. Atas ketentuan – Nya yang adil.”,
c.       Meneladani sikap al-adlu dengan memerapkan sikap adil terhadap sesama.
7
             7)     Al-Akhir
Dengan memahami dan menghayati makna asmaul husna al-akhirt, hendaknya kita memilikli sikap dan prilaku sebagai berikut.
a.       Kita menjadi sadar bahwa allah saja yang akan kekal sementara hidup kita akan berakhir. Kita tidak boleh lupa diri dan terlena dengan kehidupan dunia yang sementara ini . kita harus giat mempersiapkan diri dengan bekal ibadah yang akan kita bawa ke alam akhirat.
b.      Orang yang menyakini allah memiliki sifat al-akhir akan menjadiakn allah sebagai satu-satunay tujuan hidup yang tiada tujuan hidup selainnya, tidak ada permintaan kepada selainnya, dan segala kesudahan tertuju hanya kepadanya .
c.       Orang yang menyakini allah memiliki sifat al-akhir akan selalu merasa membutuhkan rabbnya, ia selalu mendasarkan apa yang diperbuat Nya kepada apa yang telah ditetapkan oleh allah untuk hambanya .
d.      Orang yang meyakini allah memiliki sifat al;-akhir akan berlindung dari dirinya , dengan dirinya , semua urusan dan hukum adalah miliknya 



BAB III
PRNUTUP
A.      Kesimpulan

1.      Dalam agama IslamAsmaa'ul husna adalah nama-nama Allah yang indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berarti yang baik atau yang indah, jadi asma'ul husna adalah nama nama milik Allah yang baik lagi indah.
2.      Kita harus menyakini Asmaul Husna, Allah tentu saja bukan hanya menghafalkannya tetapi juga memahami , merenungi, dan mengaplikasikannya dengan kehidupan sehari-hari dengan cara melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya
B.       Saran
     Sebegai generasi muda islam, kita harus memahami dan mengerti makna dan hikmah di balik asmaul husna.































DAFTAR PUSTAKA









































Tidak ada komentar:

Posting Komentar