MAKALAH PERLAWANAN MTARAM
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada masa pemerintahan Sultan Agung,
Mataram mencapai puncak kejayaannya. Pada saat itu Mataram menguasai hampir
seluruh Pulau Jawa. Sultan Agung merupakan Raja Mataram yang gigih memerangi
VOC.
Kedudukan VOC di Batavia dianggap
Sultan Agung sebagai ancaman terhadap dominasi Mataram di Jawa. Selain itu,
keberadaan VOC di Batavia juga menyebabkan penderitaan bagi para pedagang
pribumi, karena VOC melakukan monopoli dan sering menghalang – halangi kapal dagang
Mataram yang akan berdagang di Malaka. Maka dari itu Sultan Agung mengirim
pasukan Mataram ke Batavia untuk menyerang VOC.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
karakteristik perlawanan Rakyat Mataram terhadap Penjajah?
2. Bagaimana
jalannya perlawanan Rakyat Mataram terhadap Penjajah
?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui karakteristik perlawanan Rakyat Mataram terhadap Penjajah
3. Untuk
mengetahui jalannya perlawanan Rakyat Mataram terhadap Penjajah
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Perjuangan Makyat Mataram
Sultan Agung adalah
raja yang paling terkenal dari Kerajaan Mataram. Pada masa pemerintahan Sultan
Agung, Mataram mencapai zaman keemasan. Cita-cita Sultan Agung antara
lain:
- Mempersatukan seluruh tanah Jawa.
- Mengusir kekuasaan asing dari bumi Nusantara.
Terkait dengan
cita-citanya ini maka Sultan Agung sangat menentang keberadaan kekuatan VOC di
Jawa. Apalagi tindakan VOC yang terus memaksakan kehendak untuk melakukan
monopoli perdagangan membuat para pedagang Pribumi mengalami kemunduran.
Kebijakan monopoli itu juga dapat membawa penderitaan rakyat. Oleh karena itu,
Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia.
Ada beberapa alasan
mengapa Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia, yakni:
- Tindakan monopoli yang dilakukan VOC,
- VOC sering menghalang-halangi kapal-kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka,
- VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram, dan
- keberadaan VOC di Batavia telah memberikan ancaman serius bagi masa depan Pulau Jawa.
Pada tahun 1628 telah
dipersiapkan pasukan dengan segenap persenjataan dan perbekalan. Pada waktu itu
yang menjadi gubernur jenderal VOC adalah J.P. Coen. Sebagai pimpinan pasukan
Mataram adalah Tumenggung Baureksa. Tepat pada tanggal 22 Agustus 1628, pasukan
Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Baureksa menyerang Batavia. Pasukan
Mataram berusaha membangun pos pertahanan, tetapi kompeni VOC berusaha
menghalang-halangi, sehingga pertempuran antara kedua pihak tidak dapat
dihindarkan.
Di tengah-tengah berkecamuknya peperangan itu pasukan Mataram yang lain berdatangan seperti pasukan di bawah Sura Agul-Agul yang dibantu oleh Kiai Dipati Mandurareja dan Upa Santa. Datang pula laskar orang-orang Sunda di bawah pimpinan Dipati Ukur. Pasukan Mataram berusaha mengepung Batavia dari berbagai tempat. Terjadilah pertempuran sengit antara pasukan Mataram melawan tentara VOC di berbagai tempat.
Di tengah-tengah berkecamuknya peperangan itu pasukan Mataram yang lain berdatangan seperti pasukan di bawah Sura Agul-Agul yang dibantu oleh Kiai Dipati Mandurareja dan Upa Santa. Datang pula laskar orang-orang Sunda di bawah pimpinan Dipati Ukur. Pasukan Mataram berusaha mengepung Batavia dari berbagai tempat. Terjadilah pertempuran sengit antara pasukan Mataram melawan tentara VOC di berbagai tempat.
2.2 Tokoh-tokoh
Raja
Mataram yang paling gigih menyerang VOC di Batavia adalah Sultan Agung
Hanyakrakusuma. Perlawanan rakyat Mataram
saat diperintah Sultan Agung Hanyakrakusuma untuk menyerang VOC di Batavia
terjadi dua kali, meskipun kedua-duanya belum memperoleh keberhasilan.
Perlawanan rakyat Mataram terhadap VOC di Batavia
dilakukan pada bulan Agustus 1628 yang dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso.
Walaupun pasukan Mataram kelelahan akibat menempuh jarak yang sangat jauh
dengan persediaan bahan makanan yang mulai menipis, pasukan Mataram mampu
melakukan serangan terhadap VOC di Batavia sepanjang hari.
Perlawanan rakyat Mataram kedua terhadap VOC di Batavia
dilaksanakan tahun 1629 dan dipimpin oleh Dipati Puger dan Dipati Purbaya.
Meskipun persediaan bahan pangan sudah mulai menipis, pasukan Mataram tetap
menyerbu Batavia dan berhasil menghancurkan benteng Hollandia. Penyerbuan berikutnya
dilanjutkan ke benteng Bommel tetapi belum berhasil karena pasukan Mataram
sudah mulai kelelahan dan kekurangan bahan makanan.
2.3. Proses
Sultan Agung mengadakan serangan ke Batavia sebanyak dua
kali, yaitu tahun 1628 dan 1629. Serangan pertama pada tahun 1628 terbagi dua
gelombang. Gelombang pertama dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso dengan
membangun kubu – kubu pertahanan di dekat rumah – rumah penduduk di sekitar
Batavia.
Namun tindakan tersebut diketahui oleh VOC, sehingga VOC
kemudian menyerang dan membakar kampung – kampung yang terdapat pasukan Mataram
dan banyak jatuh korban di pihak Mataram, termasuk Tumenggung Bahurekso.
Gelombang kedua di pimpin oleh Adipati Uposonto, Suro
Agul-Agul, dan Mandurejo. Stategi yang di gunakan adalah membenung aliran
sungai Ciliwung dengan harapan agar Batavia kekurangan air dan terjangkit wabah
penyakit menular. Secara umum, serangan Sultan Agung yang pertama ini mengalami
kegagalan.
Pada tahun 1629, Mataram melakukan serangan untuk kedua
kalinya di bawah pimpinan Dipati Puger dan Dipati Purabaya. Belajar dari
serangan pertama yang gagal, maka di adakan persiapan yang lebih matang sebelum
melakukan serangan, didirikan lumbung – lumbung padi di daerah Cirebon dengan
tujuan memblokade bahan makanan ke Batavia. Lumbung – lumbung padi tersebut
akhirnya diketahui oleh VOC dan dibakar, akibatnya serangan Mataram kedua juga
mengalami kegagalan.
2.4. Bentuk Perlawanan
Penyerbuan Mataram ke Batavia pada Tahun 1628
§ Sultan Agung mengadakan penyerangan ke Batavia
pertama kali pada tahun 1628.
Pasukan pertama dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso.
Pasukan pertama dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso.
§ Pasukan kedua dipimpin oleh Tumenggung Agul-Agul,
Kyai Dipati Mandurorejo, Kyai Dipati Upusonto, dan Dipati Ukur.
§ 22 Agustus 1628 – 24 Agustus 1628 tentara mataram
datagke Batavia dan melakukan penyerbuan.
§ 21 September 1628 tentara Mataram menyerang benteng
Hollandia, namun gagal. Kegagalan ini membuat penyerbuan Mataram yang pertama
berakhir pula.
Penyerbuan Mataram ke Batavia pada Tahun 1629
§ Meskipun Mataram tidak berhasil merebut benteng
Batavia dan menundukkan Kompeni pada tahun 1628, mereka tidak begitu saja
menyerah.
§ 1629 tentara Mataram berangkat lagi menuju Batavia
dengan perlengkapan senjata-api.
§ Tentara Mataram berangkat ke Batavia mulai bulan
Juni 1629. Dan pada akhir bulan Agustus 1629 mereka sampai di Batavia.
§ Pada tanggal 31 Agustus 1629 seluruh pasukan
Mataram mulai tiba di daerah sekitar Batavia. VOC mengetahui kedatangan mereka
untuk kembali menyerbu Batavia. VOC juga mengetahui bahwa pusat persediaan
bahan pangan saat itu adalah Tegal. Merekapun mengirimkan armadanya ke Tegal,
di mana perahu-perahu Mataram, rumah-rumah dan gudang-gudang beras bagi tentara
Mataram dibakar habis, setelah Tegal mendapat perusakan, VOC berpindah ke Cirebon.
Kota ini juga mendapat gilirannya. Persediaan padi di sini pun habis dibakar
oleh VOC.
§ 21 September 1629 tentara Mataram menyerang benteng
VOC. Mereka dibiarkan menembak benteng hingga persediaan mesiu habis.
§ Pasukan Mataram menderita kelaparan. Setelah
berusaha untuk menyerang selama kurang lebih 10 hari pada akhir bulan September
1629 mereka mulai menarik diri.
2.5. Hasil Perlawanan
Pada perlawanan pertama mengalami kegagalan. Mataram
melakukan serangan untuk kedua kalinya di bawah pimpinan Dipati Puger dan
Dipati Purabaya. Belajar dari serangan pertama yang gagal, maka di adakan
persiapan yang lebih matang sebelum melakukan serangan, didirikan lumbung –
lumbung padi di daerah Cirebon dengan tujuan memblokade bahan makanan ke
Batavia. Lumbung – lumbung padi tersebut akhirnya diketahui oleh VOC dan
dibakar, akibatnya serangan Mataram kedua juga mengalami kegagalan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dalam
masa Sultan Agung, seluruh Pulau Jawa sempat tunduk dalam kekuasaan Kesultanan
Mataram, kecuali Batavia yang masih diduduki militer VOC Belanda. Sedangkan
desa Banten telah berasimilasi melalui peleburan kebudayaan. Wilayah di luar
Jawa yang berhasil ditundukkan oleh Keslutanan Mataram adalah Palembang dan
Sukadaana (Kalimantan). Sultan Agung juga menjalin hubungan diplomatik dengan
Makasar, negeri terkuat di Sulawesi saat itu.
Sultan Agung berhasil menjadikan Mataram
sebagai kerajaaan besar, namun melalui kebudayaan rakyat yang adiluhung dan
mengenalkan sistem – sistem pertanian. Bahkan pelabuhan dan juga perdagangan di
matikan dan di tutup, sehingga kehidupan rakyat pada masa itu hanya bergantung
pada sektor pertanian.ia memadukan kalender hijriyah dengan kalender seka,
hasilnya adalah terciptanya kalender Jawa Islam sebagai upaya pemersatu rakyat
Mataram.
Di lingkungan keraton Mataram, Sultan Agung
menetapkan pemakaian bahasa bagongan yang harus di pakai oleh para bangsawan
dan pejabat demi untuk menghilangkan kesenjangan satu sama lain. Sesuai dengan
wasiatnya, Sultan Agung yang wafat tahun 1645 digantikan oleh putranya yang
bernama Raden Mas Sayidin sebagai raja Mataram selanjutnya bergelar Amangkurat
I.
3.2
Saran
Setelah
mengalami penjajahan dan penderitaan dari bangsa-bangsa asing akhirnya
perjuangan pergerakan nasional berhasil mewujudkan cita-cita bangsa yakni
kemerdekaan Indonesia. Hendaknya kita sebagai generasi penerus bangsa
berkewajiban mempertahankan dan mengisi kemerdekaan tersebut dengan
sebaik-baiknya, sehingga bangsa Indonesia tidak mengalami penjajahan kembali.
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis tentang
perlawanan Rakyat
Mataram terhadapPenjajah ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap karya tulis ini dapat berguna untuk mengetahui karakteristik Sultan Agung. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam karya tulis ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan karya tulis yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga karya tulis sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Kami sangat berharap karya tulis ini dapat berguna untuk mengetahui karakteristik Sultan Agung. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam karya tulis ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan karya tulis yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga karya tulis sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Gowa, 14 Oktober 2018
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
2.1 Latar Belakang Perjuangan Rakyat Mataram................................................................ 2
2.2 Tokoh-Tokoh................................................................................................................. 3
2.3 Proses............................................................................................................................. 3
2.4 Bentuk Perlawanan........................................................................................................ 4
2.5 Hasil Perlawanan........................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 6
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 6
3.2 Saran.............................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ iii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar