Minggu, 16 Desember 2018

MAKALAH PERLAWANAN MATARAM


MAKALAH PERLAWANAN MTARAM

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
            Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai puncak kejayaannya. Pada saat itu Mataram menguasai hampir seluruh Pulau Jawa. Sultan Agung merupakan Raja Mataram yang gigih memerangi VOC.
            Kedudukan VOC di Batavia dianggap Sultan Agung sebagai ancaman terhadap dominasi Mataram di Jawa. Selain itu, keberadaan VOC di Batavia juga menyebabkan penderitaan bagi para pedagang pribumi, karena VOC melakukan monopoli dan sering menghalang – halangi kapal dagang Mataram yang akan berdagang di Malaka. Maka dari itu Sultan Agung mengirim pasukan Mataram ke Batavia untuk menyerang VOC.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana karakteristik perlawanan Rakyat Mataram terhadap  Penjajah?
2.      Bagaimana jalannya perlawanan Rakyat Mataram terhadap Penjajah ?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui karakteristik perlawanan Rakyat Mataram terhadap  Penjajah
3.      Untuk mengetahui jalannya perlawanan Rakyat Mataram terhadap Penjajah















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Perjuangan Makyat Mataram
Sultan Agung adalah raja yang paling terkenal dari Kerajaan Mataram. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai zaman keemasan. Cita-cita Sultan Agung antara lain: 
  • Mempersatukan seluruh tanah Jawa.
  • Mengusir kekuasaan asing dari bumi Nusantara. 
Terkait dengan cita-citanya ini maka Sultan Agung sangat menentang keberadaan kekuatan VOC di Jawa. Apalagi tindakan VOC yang terus memaksakan kehendak untuk melakukan monopoli perdagangan membuat para pedagang Pribumi mengalami kemunduran. Kebijakan monopoli itu juga dapat membawa penderitaan rakyat. Oleh karena itu, Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia. 
Ada beberapa alasan mengapa Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia, yakni:
  • Tindakan monopoli yang dilakukan VOC,
  • VOC sering menghalang-halangi kapal-kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka,
  • VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram, dan
  • keberadaan VOC di Batavia telah memberikan ancaman serius bagi masa depan Pulau Jawa.
Pada tahun 1628 telah dipersiapkan pasukan dengan segenap persenjataan dan perbekalan. Pada waktu itu yang menjadi gubernur jenderal VOC adalah J.P. Coen. Sebagai pimpinan pasukan Mataram adalah Tumenggung Baureksa. Tepat pada tanggal 22 Agustus 1628, pasukan Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Baureksa menyerang Batavia. Pasukan Mataram berusaha membangun pos pertahanan, tetapi kompeni VOC berusaha menghalang-halangi, sehingga pertempuran antara kedua pihak tidak dapat dihindarkan.
            Di tengah-tengah berkecamuknya peperangan itu pasukan Mataram yang lain berdatangan seperti pasukan di bawah Sura Agul-Agul yang dibantu oleh Kiai Dipati Mandurareja dan Upa Santa. Datang pula laskar orang-orang Sunda di bawah pimpinan Dipati Ukur. Pasukan Mataram berusaha mengepung Batavia dari berbagai tempat. Terjadilah pertempuran sengit antara pasukan Mataram melawan tentara VOC di berbagai tempat.


2.2 Tokoh-tokoh
 Raja Mataram yang paling gigih menyerang VOC di Batavia adalah Sultan Agung Hanyakrakusuma.  Perlawanan rakyat Mataram saat diperintah Sultan Agung Hanyakrakusuma untuk menyerang VOC di Batavia terjadi dua kali, meskipun kedua-duanya belum memperoleh keberhasilan.
            Perlawanan rakyat Mataram terhadap VOC di Batavia dilakukan pada bulan Agustus 1628 yang dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso. Walaupun pasukan Mataram kelelahan akibat menempuh jarak yang sangat jauh dengan persediaan bahan makanan yang mulai menipis, pasukan Mataram mampu melakukan serangan terhadap VOC di Batavia sepanjang hari.
            Perlawanan rakyat Mataram kedua terhadap VOC di Batavia dilaksanakan tahun 1629 dan dipimpin oleh Dipati Puger dan Dipati Purbaya. Meskipun persediaan bahan pangan sudah mulai menipis, pasukan Mataram tetap menyerbu Batavia dan berhasil menghancurkan benteng Hollandia. Penyerbuan berikutnya dilanjutkan ke benteng Bommel tetapi belum berhasil karena pasukan Mataram sudah mulai kelelahan dan kekurangan bahan makanan.

2.3. Proses
            Sultan Agung mengadakan serangan ke Batavia sebanyak dua kali, yaitu tahun 1628 dan 1629. Serangan pertama pada tahun 1628 terbagi dua gelombang. Gelombang pertama dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso dengan membangun kubu – kubu pertahanan di dekat rumah – rumah penduduk di sekitar Batavia.
            Namun tindakan tersebut diketahui oleh VOC, sehingga VOC kemudian menyerang dan membakar kampung – kampung yang terdapat pasukan Mataram dan banyak jatuh korban di pihak Mataram, termasuk Tumenggung Bahurekso.
            Gelombang kedua di pimpin oleh Adipati Uposonto, Suro Agul-Agul, dan Mandurejo. Stategi yang di gunakan adalah membenung aliran sungai Ciliwung dengan harapan agar Batavia kekurangan air dan terjangkit wabah penyakit menular. Secara umum, serangan Sultan Agung yang pertama ini mengalami kegagalan.
            Pada tahun 1629, Mataram melakukan serangan untuk kedua kalinya di bawah pimpinan Dipati Puger dan Dipati Purabaya. Belajar dari serangan pertama yang gagal, maka di adakan persiapan yang lebih matang sebelum melakukan serangan, didirikan lumbung – lumbung padi di daerah Cirebon dengan tujuan memblokade bahan makanan ke Batavia. Lumbung – lumbung padi tersebut akhirnya diketahui oleh VOC dan dibakar, akibatnya serangan Mataram kedua juga mengalami kegagalan.

2.4. Bentuk Perlawanan
Penyerbuan Mataram ke Batavia pada Tahun 1628
§  Sultan Agung mengadakan penyerangan ke Batavia pertama kali pada tahun 1628.
Pasukan pertama dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso.
§  Pasukan kedua dipimpin oleh Tumenggung Agul-Agul, Kyai Dipati Mandurorejo, Kyai Dipati Upusonto, dan Dipati Ukur.
§  22 Agustus 1628 – 24 Agustus 1628 tentara mataram datagke Batavia dan melakukan penyerbuan.
§  21 September 1628 tentara Mataram menyerang benteng Hollandia, namun gagal. Kegagalan ini membuat penyerbuan Mataram yang pertama berakhir pula.

Penyerbuan Mataram ke Batavia pada Tahun 1629
§  Meskipun Mataram tidak berhasil merebut benteng Batavia dan menundukkan Kompeni pada tahun 1628, mereka tidak begitu saja menyerah.
§  1629 tentara Mataram berangkat lagi menuju Batavia dengan perlengkapan senjata-api.
§  Tentara Mataram berangkat ke Batavia mulai bulan Juni 1629. Dan pada akhir bulan Agustus 1629 mereka sampai di Batavia.
§  Pada tanggal 31 Agustus 1629 seluruh pasukan Mataram mulai tiba di daerah sekitar Batavia. VOC mengetahui kedatangan mereka untuk kembali menyerbu Batavia. VOC juga mengetahui bahwa pusat persediaan bahan pangan saat itu adalah Tegal. Merekapun mengirimkan armadanya ke Tegal, di mana perahu-perahu Mataram, rumah-rumah dan gudang-gudang beras bagi tentara Mataram dibakar habis, setelah Tegal mendapat perusakan, VOC berpindah ke Cirebon. Kota ini juga mendapat gilirannya. Persediaan padi di sini pun habis dibakar oleh VOC.
§  21 September 1629 tentara Mataram menyerang benteng VOC. Mereka dibiarkan menembak benteng hingga persediaan mesiu habis.
§  Pasukan Mataram menderita kelaparan. Setelah berusaha untuk menyerang selama kurang lebih 10 hari pada akhir bulan September 1629 mereka mulai menarik diri.

2.5. Hasil Perlawanan
            Pada perlawanan pertama mengalami kegagalan. Mataram melakukan serangan untuk kedua kalinya di bawah pimpinan Dipati Puger dan Dipati Purabaya. Belajar dari serangan pertama yang gagal, maka di adakan persiapan yang lebih matang sebelum melakukan serangan, didirikan lumbung – lumbung padi di daerah Cirebon dengan tujuan memblokade bahan makanan ke Batavia. Lumbung – lumbung padi tersebut akhirnya diketahui oleh VOC dan dibakar, akibatnya serangan Mataram kedua juga mengalami kegagalan.


























BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Dalam masa Sultan Agung, seluruh Pulau Jawa sempat tunduk dalam kekuasaan Kesultanan Mataram, kecuali Batavia yang masih diduduki militer VOC Belanda. Sedangkan desa Banten telah berasimilasi melalui peleburan kebudayaan. Wilayah di luar Jawa yang berhasil ditundukkan oleh Keslutanan Mataram adalah Palembang dan Sukadaana (Kalimantan). Sultan Agung juga menjalin hubungan diplomatik dengan Makasar, negeri terkuat di Sulawesi saat itu.
            Sultan Agung berhasil menjadikan Mataram sebagai kerajaaan besar, namun melalui kebudayaan rakyat yang adiluhung dan mengenalkan sistem – sistem pertanian. Bahkan pelabuhan dan juga perdagangan di matikan dan di tutup, sehingga kehidupan rakyat pada masa itu hanya bergantung pada sektor pertanian.ia memadukan kalender hijriyah dengan kalender seka, hasilnya adalah terciptanya kalender Jawa Islam sebagai upaya pemersatu rakyat Mataram.
            Di lingkungan keraton Mataram, Sultan Agung menetapkan pemakaian bahasa bagongan yang harus di pakai oleh para bangsawan dan pejabat demi untuk menghilangkan kesenjangan satu sama lain. Sesuai dengan wasiatnya, Sultan Agung yang wafat tahun 1645 digantikan oleh putranya yang bernama Raden Mas Sayidin sebagai raja Mataram selanjutnya bergelar Amangkurat I.

3.2 Saran
            Setelah mengalami penjajahan dan penderitaan dari bangsa-bangsa asing akhirnya perjuangan pergerakan nasional berhasil mewujudkan cita-cita bangsa yakni kemerdekaan Indonesia. Hendaknya kita sebagai generasi penerus bangsa berkewajiban mempertahankan dan mengisi kemerdekaan tersebut dengan sebaik-baiknya, sehingga bangsa Indonesia tidak mengalami penjajahan kembali.





KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis tentang perlawanan Rakyat Mataram  terhadapPenjajah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
      
     Kami sangat berharap karya tulis ini dapat berguna untuk mengetahui karakteristik Sultan Agung. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam karya tulis ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan karya tulis yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
      
     Semoga karya tulis sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Gowa, 14 Oktober 2018


Penulis










DAFTAR PUSTAKA























DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
2.1 Latar Belakang Perjuangan Rakyat Mataram................................................................ 2
2.2 Tokoh-Tokoh................................................................................................................. 3
2.3 Proses............................................................................................................................. 3
2.4 Bentuk Perlawanan........................................................................................................ 4
2.5 Hasil Perlawanan........................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 6
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 6
3.2 Saran.............................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ iii

Tidak ada komentar:

Posting Komentar