Jumat, 14 Desember 2018

MAKALAH KIMIA HALOALKANA (ALKIL HALIDA)


MAKALAH KIMIA
HALOALKANA (ALKIL HALIDA)










DISUSUN OLEH:
                                                           FENYL URWATILWUSQA

SMA NEGERI 1 BAJENG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini saya buat untuk melengkapi tugas kimia. Dalam menyelesaikan makalah ini, saya selaku penyusun tidak sedikit mengalami kesulitan.
Saya selaku penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, saya ucapkan terimakasih dan mohon maaf apabila ada kata – kata yang kurang berkenan. Semoga makalah ini dapat berguna khususnya bagi saya, dan umumnya bagi anda sekalian.


Manjalling, 7 Desember 2018



Penulis









DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................         1
KATA PENGANTAR ..........................................................................         2
DAFTAR ISI .........................................................................................         3
BAB I PENDAHULUAN
          1.1 Latar Belakang ......................................................................         4
          1.2 Tujuan Dan Manfaar ............................................................         4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
          2.1 Pengertian Haloalkana ...........................................................         5
          2.2 Tata Nama Haloalkana ..........................................................         5
          2.3 Isomer Haloalkana .................................................................         7
          2.4 Sifat-Sifat Haloalkana ............................................................         8
          2.5 Kegunaan Senyawa Haloalkana ............................................         9
BAB III PENUTUP
          3.1 Kesimpulan ..............................................................................         10
          3.2 Saran ........................................................................................         10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................        11


         
         
BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
            Senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui, tetapi kita kurang memperhatikan secara detail bahkan mungkin bagi orang awam, mereka sama sekali tidak mengetahui apa itu senyawa hidrokarbon. Pengertian senyawa hidrokarbon itu sendiri adalah senyawa yang penyusun utamanya adalah atom karbon (C) dan atom hydrogen (H). Sebenarnya senyawa hidrokarbon berada di kehidupan kita sehari-hari bahkan sangat dekat sekali, setiap waktu bahkan setiap saat kita sering menggunakannya, diantaranya adalah bahan bakar. Bahan bakar terutama bensin pasti setiap hari kita gunakan sebagai bahan bakar kendaraan kita apalagi kita sebagai pelajar. Selain bahan bakar, pakaian yang setiap saat kita pakai juga terbuat dari bahan yang termasuk kedalam jenis senyawa hidrokarbon. Jenis-jenis senyawa hidrokarbon sangat banyak. Dalam makalah ini kita tidak membahas semua jenis-jenis senyawa hidrokarbon secara detail satu- persatu karena keterbatasan waktu dan wawasan kami sebagai pelajar yang masih butuh banyak belajar.

1.2       Tujuan dan Manfaat
v   Tujuan
                        Tujuan  dari pembuatan makalah ini adalah membahas mengenai halo alkana baik itu mengenai pengertian, tata nama halo alkana, isomer halo alkana, sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, maupun kegunaan halo alkana bagi kehidupan mahluk hidup.
v   Manfaat
                        Semoga makalah ini dapat menjadi referensi dan media pembelajaran yang tepat bagi masyarakat pada umumnya dan pelajar pada khususnya. Makalah ini juga dapat memberikan sumbangsih positif bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

         2.1    Pengertian Haloalkana
Haloalkana merupakan senyawa karbon di mana atom karbon berikatan dengan halogen. Terbentuk dari substitusi atom hidrogen pada alkana oleh halogen.  Haloalkana memiliki rumus umum: CnH2n+1X
X adalah atom halogen (F, Cl, Br, I). Dengan kata lain, haloalkana adalah senyawa karbon turunan alkana yang atom H-nya diganti oleh atom halogen.
2.2    Tata Nama Haloalkana
           Tatanama senyawa haloalkana diawali dengan kata fluoro, kloro, bromo, atau iodo dan diikuti nama alkana yang mengikatnya.
Menurut IUPAC, tata nama pada halo alkana sama dengan tata nama pada alkana.Penamaannya adalah sebagai berikut.
     Rantai utama dipilih berdasarkan rantai terpanjang yang mengandung atom halogen
Contoh :
      CH3 – CH2 – CH – CH2 - CH2 – CH – CH3
             ǀ              ǀ                                   
        `                       C3H7                           Br.
     Pemberian nomor pada rantai utama
      1.      Atom C yang mengikat halogen diberi nomor serendah mungkin.
      2.      Pemberian nomor paling kecil pada halogen yang paling reaktif (untuk halogen lebih dari satu).
      3.      Halogen yang sama dan lebih dari satu, nama halogennya diberi awalan di(2), tri(3), dan tetra (4) dan seterusnya

Penulisan nama halogen dan alkil diurutkan sesuai urutan abjadnya.
Contoh :
                     Cl
                       ǀ
CH2 – CH2 – C – CH – CH2
            ǀ           ǀ          ǀ     ǀ
            Br        Br      Cl      F
3,5-dibromo-2,3-dikloro-1-fluoro pentane
2.3    Isomer Haloalkana
            Isomer adalah dua senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama tetapi rumus strukturnya berbeda.
Penggolongan Isomer :
1. Isomer Struktur
2. Isomer Geometri
3. Isomer Fungsional
Isomer Struktur adalah senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama tetapi mempunyai penataan atau posisi atom dalam struktur yang berbeda.
Isomer Geometri adalah senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama tetapi memiliki penataan atom dalam ruang yang berbeda.

~ Isomer Cis Adalah isomer yang mudah melepaskan air menjadi anhidrida maleat. Sebab dalam isomer cis kedua gugus karboksi dekat satu sama lain, dengan pemanasan sampai 300 °C, asam fuarat berubah menjadi anhidrida maleat.

Isomer geometri asam maleat (bentuk cis) mempunyai dua gugus karboksil yang dekat, dan mudah melepas air menjadi anhidrida (anhidrida maleat).

~ Isomer Fungsional adalah senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama tetapi memiliki gugus fungsional berbeda.
Berdasarkan fakta, haloalkana memiliki isomer posisi dan isomer struktural.
Kedua senyawa itu memiliki rumus molekul sama, yakni C3H7Cl, tetapi posisi atom klorin berbeda. Pada 1–kloropropana terikat pada atom karbon nomor 1, sedangkan pada 2–kloropropana terikat pada atom karbon nomor 2. Kedua senyawa ini dikatakan berisomer satu sama lain, yaitu isomer posisi. Isomer struktur menyatakan perbedaan struktur dari senyawa haloalkana yang memiliki rumus molekul sama. Perhatikan struktur molekul berikut dengan rumus molekul sama, yakni C4H9Cl.Ketiga senyawa itu tergolong halobutana, tetapi berbeda strukturnya. Oleh karena itu, ketiga senyawa tersebut berisomer struktur (senyawa dengan rumus molekul sama, tetapi berbeda struktur molekulnya). Disamping itu, 1–klorobutana dan 2–klorobutana berisomer posisi
2.4    Sifat-sifat Haloalkana
2.4.1    Sifat Fisika
1.      Memiliki titik didih lebih tinggi daripada alkana asalnya. Makin panjang rantai karbon makin tinggi titik didihnya.
             
      Titik Didih Senyawa Haloalkana
Senyawa
Titik Didih (°C)
1–kloropropana
46
2–kloropropana
34,8
1–klorobutana
77
2–klorobutana
68
1–kloro–2–metil propana
69


2–kloro–2–metil propana
51







2.      Pada suhu kamar haloalkana rantai pendek berwujud gas, sedang haloalkana rantai panjang berwujud cair sampai padat.
3.      Sukar larut dalam air.
2.4.2        Sifat Kimia
1.       Dapat disubstitusi dengan suatu basa kuat.
2.       Dapat mengalami reaksi eliminasi membetuk alkena.
3.       Jika direaksikan dengan logam Na menghasilkan alkana dengan perpanjangan  rantai atom karbon dua kali semula (Sintesis Wurtz).
2.5    Kegunaan Senyawa Haloalkana
A.  Kegunaan Kloroform (CHCl3)
                  Kloroform merupakan senyawa karbon berwujud cair yang mudah menguap pada suhu kamar dan berbau khas. Kloroform tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol atau eter. Kloroform biasa digunakan untuk obat bius (anestetika) dan sebagai pelarut untuk lemak, lilin, dan minyak. Namun demikian, efek samping dari kloroform dapat merusak hati sehingga jarang dipakai sebagai obat bius, kecuali untuk penelitian di laboratorium. Haloalkana yang sering dipakai sebagai obat bius adalah 2–bromo–2–kloro–1,1,1–trifluoroetana.
B.  Kegunaan Iodoform (CHI3) dan Tetraklorokarbon (CCl4)
                  Iodoform berwujud padat pada suhu kamar, berwarna kuning, dan mempunyai bau yang khas. Iodoform sering digunakan sebagai antiseptik. Karbon tetraklorida merupakan zat cair yang tidak berwarna dengan massa jenis lebih besar dari air. Uap CCl4 tidak terbakar sehingga sering digunakan sebagai pemadam kebakaran. Selain itu, juga digunakan sebagai pelarut untuk lemak dan minyak.
C.  Kegunaan Kloroetana (C2H5Cl) dan Fluorokarbon (CF2Cl2)
                  Kloroetana banyak digunakan untuk pembuatan tetraetil timbal yang ditambahkan ke dalam bensin untuk memperbaiki bilangan oktan.
                  4CH3CH2Cl + 4Na + 4Pb → (CH3CH2)4Pb + 4NaCl + 3Pb
Fluorokarbon merupakan senyawa karbon yang mudah menguap, tidak beracun, tidak mudah terbakar, dan tidak berbau, terutama senyawa freon–12 (CF2Cl2). Freon–12 digunakan secara luas sebagai pendingin dan sebagai gas propelan dalam aerosol. Jenis fluorokarbon yang paling banyak dipakai adalah CCl3F dan CF2Cl2.
D.  CH3Cl (klorometana) yaitu sebagai bahan pendingin, pembuatan silikon, dan zat warna
E.  CH3Br (bromometana) yaitu sebagai bahan pemadam kebakaran di pesawat
F.   CFC ( Freon) yaitu sebagai zat pendingin. Akibat : menipisnya lapisan ozon.
G.  C2H3Cl (vinil klorida) sebagai monomer pembuatan PVC (plastik)
H. Tertaklorometana (CCl4) : wujud cair, merupakan pelarut lemak/minyak sehingga banyak    pada pencucian kering “dry cleaning”, selain itu digunakan sebagai bahan pemadam kebakaran.
I.    Freon (CCl2F2) : gas tidak berbau, tidak dapat terbakar dan tidak beracun. Biasanya dipakai sebagai pendingin (refrigerant) pada lemari es dan AC dan pengisi obat semprot (spray). Freon dapat mengikat ozon mengakibatkan lapisan ozon semakin menipis.
J. TEL, sebagai senyawa antiknocking dan meningkatkan angka oktan bensin. Namun penggunaannya di negara maju sudah dilarang karena dapat mengakibatkan lapisan timbal tipis yang berbahaya bagi kesehatan.





























BAB II
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Haloalkana merupakan senyawa karbon di mana atom karbon berikatan dengan halogen. Terbentuk dari substitusi atom hidrogen pada alkana oleh halogen.  Haloalkana memiliki rumus umum: CnH2n+1X. Dan tanpa kita sadari ternyata berbagai jenis-jenis senyawa haloalkana sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Di bawah ini adalah beberapa kegunaan senyawa haloalkana dalam kehidupan sehari-hari :
a. CH3Cl (klorometana) yaitu sebagai bahan pendingin, pembuatan silikon, dan zat warna
b. CH3Br (bromometana) yaitu sebagai bahan pemadam kebakaran di pesawat
c. CFC ( Freon) yaitu sebagai zat pendingin. Akibat : menipisnya lapisan ozon.
d. C2H3Cl (vinil klorida) sebagai monomer pembuatan PVC (plastik)
e. Tertaklorometana (CCl4) digunakan sebagai bahan pemadam kebakaran.
     f. Freon (CCl2F2) Biasanya dipakai sebagai pendingin (refrigerant) pada lemari es dan AC dan         pengisi obat semprot (spray).
3.2    Saran
Dari makalah yang telah kami susun, ada berbagai macam kegunaan senyawa haloalkana dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan makalah diatas penggunaan senyawa haloalkana dalam kehidupan sehari-hari selain membawa dampak positif bagi lingkungan juga ada beberapa penggunaan senyawa haloalkana yang memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Oleh karena itu kami menyarankan untuk seluruh masyarakat untuk mengurangi penggunaan senyawa-senyawa haloalkana yang dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan dengan cara menggantinya dengan energy alternative atau meninggalkan bahan-bahan yang dapat merugikan lingkungan tersebut, seperti CFC, TEL, dan kloroform yangdapat merugikan manusia.


Daftar pustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar