MAKALAH KIMIA
HALOALKANA (ALKIL HALIDA)
DISUSUN OLEH:
FENYL URWATILWUSQA
SMA NEGERI 1 BAJENG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur
saya panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah melimpahkan segala rahmat dan
karunia-Nya untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini saya buat untuk
melengkapi tugas kimia. Dalam menyelesaikan makalah ini, saya selaku penyusun
tidak sedikit mengalami kesulitan.
Saya selaku
penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata,
saya ucapkan terimakasih dan mohon maaf apabila ada kata – kata yang kurang
berkenan. Semoga makalah ini dapat berguna khususnya bagi saya, dan umumnya
bagi anda sekalian.
Manjalling,
7 Desember 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ 1
KATA PENGANTAR .......................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 4
1.2 Tujuan Dan Manfaar ............................................................ 4
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Haloalkana ........................................................... 5
2.2 Tata Nama Haloalkana .......................................................... 5
2.3 Isomer Haloalkana ................................................................. 7
2.4 Sifat-Sifat Haloalkana ............................................................ 8
2.5 Kegunaan Senyawa Haloalkana ............................................ 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................. 10
3.2 Saran ........................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui, tetapi kita
kurang memperhatikan secara detail bahkan mungkin bagi orang awam, mereka sama
sekali tidak mengetahui apa itu senyawa hidrokarbon. Pengertian senyawa
hidrokarbon itu sendiri adalah senyawa yang penyusun utamanya adalah atom
karbon (C) dan atom hydrogen (H). Sebenarnya senyawa hidrokarbon berada di
kehidupan kita sehari-hari bahkan sangat dekat sekali, setiap waktu bahkan
setiap saat kita sering menggunakannya, diantaranya adalah bahan bakar. Bahan
bakar terutama bensin pasti setiap hari kita gunakan sebagai bahan bakar
kendaraan kita apalagi kita sebagai pelajar. Selain bahan bakar, pakaian yang
setiap saat kita pakai juga terbuat dari bahan yang termasuk kedalam jenis
senyawa hidrokarbon. Jenis-jenis senyawa hidrokarbon sangat banyak. Dalam
makalah ini kita tidak membahas semua jenis-jenis senyawa hidrokarbon secara
detail satu- persatu karena keterbatasan waktu dan wawasan kami sebagai pelajar
yang masih butuh banyak belajar.
1.2
Tujuan dan Manfaat
v Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah membahas mengenai halo alkana
baik itu mengenai pengertian, tata nama halo alkana, isomer halo alkana, sifat-sifat
fisik, sifat-sifat kimia, maupun kegunaan halo alkana bagi kehidupan mahluk
hidup.
v Manfaat
Semoga makalah ini dapat menjadi referensi dan media pembelajaran yang tepat
bagi masyarakat pada umumnya dan pelajar pada khususnya. Makalah ini juga dapat
memberikan sumbangsih positif bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan kehidupan
manusia.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Pengertian Haloalkana
Haloalkana merupakan senyawa karbon
di mana atom karbon berikatan dengan halogen. Terbentuk dari substitusi atom
hidrogen pada alkana oleh halogen. Haloalkana memiliki rumus umum: CnH2n+1X
X adalah atom halogen (F, Cl, Br,
I). Dengan kata lain, haloalkana adalah senyawa karbon turunan alkana yang atom
H-nya diganti oleh atom halogen.
2.2 Tata Nama
Haloalkana
Tatanama
senyawa haloalkana diawali dengan kata fluoro, kloro, bromo, atau iodo dan
diikuti nama alkana yang mengikatnya.
Menurut IUPAC, tata nama pada halo alkana sama dengan tata nama pada
alkana.Penamaannya
adalah sebagai berikut.
Rantai utama
dipilih berdasarkan rantai terpanjang yang mengandung atom halogen
Contoh :
CH3 –
CH2 – CH – CH2 - CH2 – CH – CH3
ǀ ǀ
`
C3H7
Br.
Pemberian
nomor pada rantai utama
1.
Atom C yang mengikat halogen diberi nomor serendah mungkin.
2.
Pemberian nomor paling kecil pada halogen yang paling reaktif (untuk halogen
lebih dari satu).
3.
Halogen yang sama dan lebih dari satu, nama halogennya diberi awalan di(2),
tri(3), dan tetra (4) dan seterusnya
Penulisan
nama halogen dan alkil diurutkan sesuai urutan abjadnya.
Contoh :
Cl
ǀ
CH2 – CH2 – C – CH –
CH2
ǀ ǀ ǀ ǀ
ǀ ǀ ǀ ǀ
Br Br
Cl F
3,5-dibromo-2,3-dikloro-1-fluoro
pentane
2.3 Isomer
Haloalkana
Isomer adalah dua senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama tetapi rumus strukturnya berbeda.
Penggolongan Isomer :
1. Isomer Struktur
2. Isomer Geometri
3. Isomer Fungsional
Isomer adalah dua senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama tetapi rumus strukturnya berbeda.
Penggolongan Isomer :
1. Isomer Struktur
2. Isomer Geometri
3. Isomer Fungsional
~ Isomer
Struktur adalah senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama tetapi
mempunyai penataan atau posisi atom dalam struktur yang berbeda.
~ Isomer Geometri adalah senyawa yang memiliki
rumus molekul yang sama tetapi memiliki penataan atom dalam ruang yang berbeda.
~ Isomer Cis Adalah isomer yang mudah melepaskan air menjadi anhidrida
maleat. Sebab dalam isomer cis kedua gugus karboksi dekat satu sama lain,
dengan pemanasan sampai 300 °C, asam fuarat berubah menjadi anhidrida maleat.
Isomer geometri asam maleat (bentuk cis) mempunyai dua gugus karboksil yang dekat, dan mudah melepas air menjadi anhidrida (anhidrida maleat).
~ Isomer Fungsional adalah senyawa
yang memiliki rumus molekul yang sama tetapi memiliki gugus fungsional berbeda.
Berdasarkan fakta, haloalkana memiliki isomer posisi
dan isomer struktural.
Kedua senyawa itu memiliki rumus
molekul sama, yakni C3H7Cl, tetapi posisi atom klorin
berbeda. Pada 1–kloropropana terikat pada atom karbon nomor 1, sedangkan pada
2–kloropropana terikat pada atom karbon nomor 2. Kedua senyawa ini dikatakan
berisomer satu sama lain, yaitu isomer posisi. Isomer struktur menyatakan
perbedaan struktur dari senyawa haloalkana yang memiliki rumus molekul sama.
Perhatikan struktur molekul berikut dengan rumus molekul sama, yakni C4H9Cl.Ketiga
senyawa itu tergolong halobutana, tetapi berbeda strukturnya. Oleh karena itu,
ketiga senyawa tersebut berisomer struktur (senyawa dengan rumus molekul sama,
tetapi berbeda struktur molekulnya). Disamping itu, 1–klorobutana dan
2–klorobutana berisomer posisi
2.4
Sifat-sifat Haloalkana
2.4.1
Sifat Fisika
1. Memiliki titik didih lebih tinggi daripada
alkana asalnya. Makin panjang rantai karbon makin tinggi titik didihnya.
Titik
Didih Senyawa Haloalkana
Senyawa
|
Titik Didih (°C)
|
1–kloropropana
|
46
|
2–kloropropana
|
34,8
|
1–klorobutana
|
77
|
2–klorobutana
|
68
|
1–kloro–2–metil propana
|
69
|
2–kloro–2–metil propana
|
51
|
2. Pada suhu kamar
haloalkana rantai pendek berwujud gas, sedang haloalkana rantai panjang
berwujud cair sampai padat.
3.
Sukar larut dalam air.
2.4.2
Sifat Kimia
1.
Dapat disubstitusi dengan suatu basa kuat.
2.
Dapat mengalami reaksi eliminasi membetuk alkena.
3. Jika
direaksikan dengan logam Na menghasilkan alkana dengan perpanjangan
rantai atom karbon dua kali semula (Sintesis Wurtz).
2.5
Kegunaan Senyawa Haloalkana
A. Kegunaan Kloroform (CHCl3)
Kloroform merupakan senyawa karbon berwujud cair yang mudah menguap pada suhu
kamar dan berbau khas. Kloroform tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
alkohol atau eter. Kloroform biasa digunakan untuk obat bius (anestetika) dan
sebagai pelarut untuk lemak, lilin, dan minyak. Namun demikian, efek samping
dari kloroform dapat merusak hati sehingga jarang dipakai sebagai obat bius,
kecuali untuk penelitian di laboratorium. Haloalkana yang sering dipakai
sebagai obat bius adalah 2–bromo–2–kloro–1,1,1–trifluoroetana.
B. Kegunaan Iodoform (CHI3) dan
Tetraklorokarbon (CCl4)
Iodoform berwujud padat pada suhu kamar, berwarna kuning, dan mempunyai bau
yang khas. Iodoform sering digunakan sebagai antiseptik. Karbon tetraklorida
merupakan zat cair yang tidak berwarna dengan massa jenis lebih besar dari air.
Uap CCl4 tidak terbakar sehingga sering digunakan sebagai pemadam kebakaran.
Selain itu, juga digunakan sebagai pelarut untuk lemak dan minyak.
C. Kegunaan Kloroetana (C2H5Cl)
dan Fluorokarbon (CF2Cl2)
Kloroetana banyak digunakan untuk pembuatan tetraetil timbal yang ditambahkan
ke dalam bensin untuk memperbaiki bilangan oktan.
4CH3CH2Cl + 4Na + 4Pb → (CH3CH2)4Pb
+ 4NaCl + 3Pb
Fluorokarbon merupakan senyawa karbon yang mudah
menguap, tidak beracun, tidak mudah terbakar, dan tidak berbau, terutama
senyawa freon–12 (CF2Cl2). Freon–12 digunakan secara luas
sebagai pendingin dan sebagai gas propelan dalam aerosol. Jenis fluorokarbon
yang paling banyak dipakai adalah CCl3F dan CF2Cl2.
D. CH3Cl (klorometana) yaitu sebagai
bahan pendingin, pembuatan silikon, dan zat warna
E. CH3Br (bromometana) yaitu sebagai
bahan pemadam kebakaran di pesawat
F. CFC ( Freon) yaitu sebagai zat pendingin.
Akibat : menipisnya lapisan ozon.
G. C2H3Cl (vinil klorida)
sebagai monomer pembuatan PVC (plastik)
H. Tertaklorometana (CCl4)
: wujud cair, merupakan pelarut lemak/minyak sehingga banyak
pada pencucian kering “dry cleaning”, selain itu digunakan
sebagai bahan pemadam kebakaran.
I. Freon (CCl2F2)
: gas tidak berbau, tidak dapat terbakar dan tidak beracun. Biasanya dipakai
sebagai pendingin (refrigerant) pada lemari es dan AC dan pengisi obat
semprot (spray). Freon dapat mengikat ozon mengakibatkan
lapisan ozon semakin menipis.
J. TEL, sebagai
senyawa antiknocking dan meningkatkan angka oktan bensin. Namun
penggunaannya di negara maju sudah dilarang karena dapat mengakibatkan lapisan
timbal tipis yang berbahaya bagi kesehatan.
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Haloalkana merupakan senyawa karbon
di mana atom karbon berikatan dengan halogen. Terbentuk dari substitusi atom
hidrogen pada alkana oleh halogen. Haloalkana memiliki rumus umum: CnH2n+1X.
Dan tanpa kita sadari ternyata berbagai jenis-jenis senyawa haloalkana sering
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Di bawah ini adalah beberapa kegunaan
senyawa haloalkana dalam kehidupan sehari-hari :
a. CH3Cl (klorometana) yaitu sebagai bahan
pendingin, pembuatan silikon, dan zat warna
b. CH3Br (bromometana) yaitu sebagai bahan
pemadam kebakaran di pesawat
c. CFC ( Freon) yaitu sebagai zat pendingin. Akibat :
menipisnya lapisan ozon.
d. C2H3Cl (vinil klorida)
sebagai monomer pembuatan PVC (plastik)
e. Tertaklorometana (CCl4) digunakan
sebagai bahan pemadam kebakaran.
f. Freon (CCl2F2) Biasanya dipakai sebagai
pendingin (refrigerant) pada lemari es dan AC dan
pengisi obat semprot (spray).
3.2 Saran
Dari makalah yang telah kami susun, ada berbagai macam
kegunaan senyawa haloalkana dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan makalah
diatas penggunaan senyawa haloalkana dalam kehidupan sehari-hari selain membawa
dampak positif bagi lingkungan juga ada beberapa penggunaan senyawa haloalkana yang
memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Oleh karena itu kami menyarankan untuk
seluruh masyarakat untuk mengurangi penggunaan senyawa-senyawa haloalkana yang
dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan dengan cara menggantinya dengan
energy alternative atau meninggalkan bahan-bahan yang dapat merugikan
lingkungan tersebut, seperti CFC, TEL, dan kloroform yangdapat merugikan
manusia.
Daftar pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar