Minggu, 16 Desember 2018

MAKALAH SELEKSI ALAM DAN EVOLUSI




MAKALAH
SELEKSI ALAM DAN EVOLUSI



DISUSUN OLEH:
FENYL
KELAS IX-C






SMP NEGERI 2 BATEBALLA


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Teori evolusi diajukan sebagai hipotesa rekaan di tengah konteks pemahaman ilmiah abad kesembilan belas yang masih terbelakang, yang hingga hari ini belum pernah didukung oleh percobaan atau penemuan ilmiah apapun. Sebaliknya, semua metode yang bertujuan membuktikan keabsahan teori ini justru berakhir dengan pembuktian ketidakabsahannya. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas beberapa teori evolusi yang dikemukakan beberapa tokoh dan akan dibahas pula tentang adaptasi dan hubungannya dengan evolusi.
            Sejak abad ke-6 sebelum masehi, banyak ahli yang telah berusaha mengemukakan pendapatnya tentang asal-usul barbagai jenis makhluk hidup yang ada didunia dan banyak pendapat mereka menjadi fondasi teori evolusi.
            Banyak teori relvolusi yang dikemukakan oleh para ahli, tetapi tampaknya belum ada satupun yang dapat menjawab semua fakta dan fenomena tentang sejarah perkembangan makhluk hidup. Namun kita perlu mengenal dan mempelari berbagai fenomena dan fakta yang terjadi di bumi ini. Namun tidak dapat dijadikan sebagai landasan kepercayaan atau keyakinan karena ada beberapa teori yang menyimpang dan tidak sesuai dengan Aqidah, misalnya bahwa manusia berasal dari kera

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Evolusi?
2. Bagaimana Evolusi terjadi?
3. Bagaimana keruntuhan teori Evolusi?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian evolusi dan seleksi alam
2. Mengetahui proses terjadinya Evolusi dan keruntuhannya.







BAB II
PEMBAHASAN
A. Seleksi Alam Dan Evolusi
            Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.
            Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi pada ngengat Biston betularia.Ngengat Biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih banyak daripada ngengat Biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi industri, jumlah ngengat Biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat Biston betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap industri, sehingga populasi ngengat Biston betularia hitam menurun karena tidak dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat Biston betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh pemangsanya.
            Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi – dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan iniSetelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
            Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.
            Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles DarwinOn the Origin of Speciesyang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam.   Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.
            Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles. Namun demikian, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.

A. Evolusi
            Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh genyang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi. Menurut Lamarck evolusi terjadi karena adaptasi, sedangkan adaptasi timbul karena diinginkan, yaitu perubahan struktur atau bentuk yang terjadi karena adanya keinginan yang timbul dari dalam untuk menghadapi perubahan lingkungan.
Mekanisme utama yang mendorong evolusi:
  1. seleksi alam yang merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam.
  2. Hanyutan Genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) yang merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Pada tahun 1859 Charles DarwinOn the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Darwin mengajukan lima teori perihal evolusi:
  1. Bahwa kehidupan tidak tetap sama sejak awal keberadaannya
  2. Kesamaan leluhur bagi semua makhluk hidup
  3. Evolusi bersifat gradual (berangsur-angsur)
  4. Terjadi pertambahan jumlah spesies dan percabangan garis keturunan
  5. Seleksi alam merupakan mekanisme evolusi
Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam).
Evolusi makhluk hidup dapat dibuktikan berdasarkan penemuan fosil. Fosil adalah sisa makhluk hidup dari zaman purba yang telah membatu dan tertanam dalam lapisan tanah. Fosil sangat penting sebagai sumber penelitian asal-usul manusia, hewan, dan tumbuhan. Dari fosil, dapat diketahui jenis makhluk hidup yang pernah hidup pada zaman dahulu, lamanya hidup, kekerabatannya dengan makhluk hidup sekarang, dan faktor yang menyebabkan makhluk hidup itu punah.
Selain penemuan fosil, evolusi dapat diketahui dengan cara membandingkan organ tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup yang berbentuk asalnya sama dapat mengalami evolusi sehingga bentuk organ mengalami perubahan struktur dan fungsi. Organ-organ yang mengalami perubahan itu disebut homolog.
Namun terbukti bahwa makhluk hidup di Bumi tidak berevolusi melalui kebetulan, seperti pernyataan para evolusionis, jelaslah bahwa makhluk hidup adalah karya sang Pencipta. Para ilmuwan pendukung teori evolusi sepakat akan tidak adanya alternatif ketiga. Salah satunya, Douglas Futuyma, menyatakan “Organisme hanya mungkin muncul di muka bumi dalam wujud telah terbentuk sempurna,. Jika tidak, berarti organisme telah terbentuk dari spesies pendahulunya melalui suatu proses perubahan. Jika organisme muncul dalam wujud telah terbentuk sempurna, pastilah organisme itu diciptakan oleh suatu kecerdasan Mahakuasa”.
Semua hasil penggalian dan penelitian selama seratus tahun atau lebih bertentangan dengan pendapat kaum evolusionis yang menyatakan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba dalam wujud sempurna tanpa cacat, atau dengan kata lain makhluk hidup telah “diciptakan”. Tidak ada fosil yang dapat disebut sebagai makhluk transisi atau tahap perantara. Paleontologi menampilkan pesan yang sama dengan cabang ilmu lainnya: Makhluk hidup tidak berevolusi, tetapi diciptakan. Sebagai hasilnya, pada saat kaum evolusionis mencoba membuktikan teori mereka yang tidak berdasarkan fakta itu, mereka justru membuktikan kebenaran penciptaan dengan tangan mereka sendiri.
Ledakan Zaman Kambrium sudah cukup untuk meruntuhkan teori evolusi. Zaman Kambrium adalah periode waktu dalam ilmu geologi, yang lamanya diperkirakan kurang lebih 65 juta tahun, sekitar 570 hingga 505 juta tahun yang silam. Tetapi, kemunculan mendadak berbagai kelompok utama hewan terjadi pada fase yang jauh lebih singkat di masa Zaman Kambrium ini, yang sering disebut dengan “ledakan Kambrium ”. Stephen C. Meyer, P. A. Nelson, dan Paul Chien, dalam sebuah artikel yang didasarkan pada pengkajian literatur terperinci di tahun 2001, menyatakan “ledakan Kambrium terjadi dalam sepenggal waktu geologis yang teramat sempit, yang lamanya tak lebih dari 5 juta tahun.
            Evolusi pasti tidak pernah terjadi jika bukan karena adaptasi, yang berarti adaptasi telah menjadi salah satu bahan yang paling penting untuk evolusi terjadi.  Karena lingkungan yang terus berubah, adaptasi harus berlangsung. Oleh karena itu, evolusi dikatakan proses yang tidak pernah berakhir. Laporan pendahuluan menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara adaptasi dan evolusi, tetapi ada perbedaan yang signifikan antara keduanya, juga.

C. Kegagalan Teori Evolusi
Sains itu kekuatan menghubung-hubungkan
Sudah sejak lama manusia berkecipung di dunia sains. Ketika kita bisa berpikir mandiri lalu mulai menghubung-hubungkan sesuatu dengan yang lainnya maka saat itu juga kita mulai menciptakan teknologi untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam keseharian ini.
Kemampuan otak manusia untuk menghubung-hubungkan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain menunjukkan tingkat kecerdasan setiap orang. Saat seorang manusia sudah sejahtera niscaya kemampuan berpikirnya mengalami kemajuan pesat sehingga menembus batas-batas kewajaran. Oleh karena itu, Siapapun dari kita yang merasa memiliki kecerdasan alangkah baiknya bila kita melandasi kehidupan dengan pengenalan akan Tuhan. Sebab Dialah sumber segala hikmat & pengetahuan yang sejati.
Teori evolusi bukan fakta, hanya imajinasi CD
Teori evolusi yang dicetuskan oleh charles darwin hanyalah sebuah cerita fiksi yang jauh dari kebenaran dan sengaja digulirkan untuk tujuan-tujuan sempit sehingga mendorong orang lain sesat pikir. Teori ini seperti propaganda pencucian otak agar semakin banyak saja orang yang mengabaikan hal-hal yang sifatnya sangat esensial dan penting misalnya saja adalah nilai-nilai agama dan ke-Tuhanan.
Ada kecenderungan saat semua kebutuhan hidup terpenuhi (makmur) manusia mulai berkembang pola pikir dan kecerdasannya. Teori evolusi itu hanyalah sebuah retorika belaka yang lebih pantas untuk di filmkan bukan untuk dipelajari dan diyakini. Itulah manusia ketika kecerdasannya sudah tinggi bukan maksud untuk melawan Tuhan melainkan hanya bagian kecil dari sandiwara kehidupan. Namun beberapa oknum memanfaatkan hal-hal tersebut untuk menyesatkan orang lain.
Teori evolusi tidak ada : Ada Tuhan dibalik semua keajaiban yang terjadi
Memandang teori evolusi sebagai sebuah fakta adalah pemahaman yang sangat kolot. Charles darwin hanya bercerita seolah-olah dia ada pada saat penciptaan dan mendorong dirinya sendiri untuk menjadi sama seperti tuhan. Kesesatan Charles hanyalah orang yang kurang pergaulan dan tidak populer yang telah membaca sebagian kisah dalam Alkitab yang menceritakan bagaimana manusia bisa bertahan dari zaman ke zaman dan siapa yang benar-benar bisa bertahan dari tekanan situasi dan kekuatan alam semesta. Sepertinya CD hanya memahami kekuatan alam yang menyertai dan melindungi setiap tokoh sampai ia menang namun melupakan siapa yang berkarya dibalik semua keajaiban itu.
Manusia diseleksi oleh hawa nafsunya sendiri : ini sudah hukum alam
Saya ingin tekankan bahwa alam tidak menyeleksi manusia akan tetapi hawa nafsu manusialah yang menyeleksi dirinya sendiri. Ini dapat kita lihat dari berbagai kisah dalam Kitab Suci bagaimana angkara murka (manusia dengan moral jongkok) berkembang lalu perlahan-lahan disingkirkan dan punah oleh karena kejahatannya sendiri menimpa batu kepalanya. Ini baru seleksi alam yang sebenarnya.
Perbedaan Mutasi Gen dan Mutasi Kromosom
Berikut ini adalah perbedaan antara kedua jenis mutasi yang mungkin terjadi dalam kisah imajiner dari ilmuan pendukung evolusi dan sutradara kenamaan di Hollywood.
  1. Mutasi Gen. Mutasi gen adalah perubahan skala kecil dari bahan genetik dimana perubahan terjadi pada urutan nukleotida gen tertentu yang menyebabkan perubahan kecil pada organisme.
  2. Mutasi kromosom. Mutasi kromosom adalah perubahan besar-besaran yang melibatkan ribuan gen dalam kromosom dimana terjadi perubahan jumlah atau struktur kromosom secara besar-besaran pada organisme.
Alasan menolak teori evolusi
Berikut ini kita akan paparkan alasan-alasan yang bersifat empiris untuk menentang teori evolusi yang tidak masuk akal jika dikaitkan dengan teori sains modern.
  1. Pada prinsipnya, makhluk hidup memiliki daya tahan tubuh untuk melawan mutasi yang terjadi secara besar-besaran yang disebut juga sebagai kanker. Manusia sendiri memiliki mekanisme di tingkat sel untuk melawan perubahan yang ekstrim yaitu sel natural killer. Telah diketahui oleh para ahli bahwa sel ini mampu memfagosit (memakan) sel kanker agar tidak mengalami perkembangan lebih lanjut. Mutasi sel besar-besaran sama dengan sel kanker.
  2. Teori abiogensis modern yang tidak valid yang dikemukakan oleh para ilmuan pendukungnya. Dimana diketahui dalam penelitian invitro bahwa bahan-bahan kimia dalam tabung yang dipijarkan dengan tegangan tinggi akan menghasilkan asam amino dan sukrosa yang organik. Berdasarkan analisis saya dengan berbagai bahan kimia disekitar kita memang dapat dibentuk serupa dengan zat organik yang alami akan tetapi hal ini hanyalah sintesis belaka alias tiruan. Zat yang di sintesis ini tidak sama dengan bahan organik aslinya. Kesamaan antara keduanya tidak murni 100% dan apabila bahan sintesis ini masuk kedalam tubuh makhluk hidup maka organisme tersebut lama kelamaan akan mengalami gangguan metabolisme, kanker dan kematian. Selengkapnya, Meruntuhkan teori abiogensis modern
  3. Mutasi itu normal akan tetapi ada batas-batasnya. Apabila mutasinya terletak pada perubahan struktur dan urutan basa saja : ini normal. Keadaan inilah yang menyebabkan perbedaan ciri-ciri fisik antar spesies (perbedaan RAS). Akan tetapi jika yang terjadi adalah penambahan atau pengurangan jumlah gen dan kromosom niscaya hal ini akan menyebabkan kelainan/ kecacatan yang sifatnya permanen dan merugikan organisme itu sendiri. Pengurangan dan penambahan jumlah gen dan kromosom tidak pernah memberikan keuntungan bagi organisme. Selanjutnya yang akan kita bahas adalah Jenis mutasi dengan penambahan/ eliminasi jumlah genetik. Pelajari selengkapnya, Hukum kekekalan jumlah genetik makhluk hidup
  4. Teori evolusi menyatakan bahwa mutasi selalu terjadi dalam suatu populasi. Ini seperti hukum alam. Akan tetapi saya menegaskan bahwa mutasi karena penambahan/ eliminasi jumlah genetik adalah sesuatu yang abnormal. MUTASI TIPE INI TERJADI KARENA ORGANISME TIDAK SEHAT dan/atau kekurangan zat gizi dan/atau telah terkontaminasi oleh bahan kimia dan/atau terpapar sinar radiasi dan/atau telah mengalami keracunan bisa binatang/ tumbuhan yang berbahaya. Mutasi jenis ini tidak mungkin terjadi apabila setiap organisme dalam keadaan sehat.
  5. Namanya juga evolusi. Sadarilah bahwa evolusi yang dimaksud oleh para ilmuan pendukungnya adalah perubahan yang tidak tanggung-tanggung. Bayangkan saja, bagaimana mungkin organisme perairan tiba-tiba menjadi organisme daratan? Bukankah ini melibatkan perubahan yang sangat kompleks mulai dari perubahan sistim pernafasan, pergerakan, kulit dan lain sebagainya. Jadi dapat dipastikan bahwa evolusi yang dimaksud oleh dunia barat adalah perubahan besar-besaran yang melibatkan mutasi kromosom.
  6. Dalam teori evolusi dikatakan bahwa makhluk hidup akan mengalami kelainan gen/ kromosom dimana organisme diseleksi oleh alam dan yang dapat bertahan akan terus berkembang dan memiliki keturunan. KENYATAANNYA adalah setiap makhluk hidup yang bermutasi dari spesies aslinya tidak dapat berkembang biak alias mandul. Jadi bagaimana mungkin makhluk hidup yang telah bermutasi dapat melanjutkan generasinya padahal dia sendiri tidak punya anak cucu? Ini dibuktikan dengan kejadian mutasi genetik pada orang-orang yang mengalami sindrom down, klinefelter dan lain sebagainya dimana mereka tidak mempunyai anak dalam hidupnya kecuali diadopsi atau bayi tabung. Pelajari, Penyakit yang disebabkan oleh kelainan genetikPada masa pembuahan setelah proses meiosis, terjadi proses identifikasi dan pengenalan antar sel telur ibu dan sel sperma ayah. Proses identifikasi ini harus menemukan kecocokan, tanpa kecocokan mustahil terjadi pembuahan. Kecocokan ini dapat diumpamakan seperti antara “kunci dan gembok”. Gerigi yang terbentuk pada kunci sama dengan jumlah kromosom organisme. Demikianlah kunci ini hanya cocok dengan gembok yang memiliki gerigi dengan jumlah yang sama. Artinya Satu kunci hanya cocok untuk satu gembok. Penambahan/ pengurangan kromosom pada sel gamet jantan membuatnya tidak dapat bertemu atau melebur jadi satu dengan sel gamet betina sehingga pembuahan tidak terjadi alias organisme tersebut infertil.
  7. Dalam penemuan fosil manusia purba dibeberapa wilayah termasuk di Indonesia sendiri ditemukan manusia purba yang bobot otaknya di atas kapasitas otak kera (600 cc) dan di bawah kapasitas otak manusia. Penemuan fosil ini adalah salah satu yang paling hebat dalam teori darwin yaitu ditemukannya manusia transisi yang mirip manusia tapi juga mirip kera. KENYATAANNYA ADALAH FOSIL YANG DITEMUKAN ADALAH FOSIL MANUSIA YANG MENGALAMI MUTASI KROMOSOM SEJAK DARI LAHIRNYA (seperti klinefelter, down sindrome atau yang lainnya) sehingga orang-orang ini berbeda dari manusia lainnya. Salah satu perbedaannya adalah perbedaan kapasitas otak. Bayi yang mengalami kelainan sejak dalam kandungan biasanya mengalami keterbelakangan mental, beberapa antisosial dan IQ rendah (kapasitas volume otak di bawah kapasitas otak manusia normal).
  8. Coba bandingkan foto-foto manusia transisi (yang ditemukan fosilnya oleh ilmuan) dengan mereka yang mengalami sindrom sejak dari dalam kandungan (disabilitas mental dan fisik). Perhatikan baik-baik dan buatlah penilaian sendiri yang menyatakan kemiripan diantara mereka.






BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Kaum agamawan berpendapat bahwa manusia diciptakan secara tiba-tiba dari tanah, sedangkan kaum ilmuwan berpendapat bahwa manusia tercipta melalui proses evolusi. Agama itu dimengerti dengan jalan keimanan, suatu fase yang dalam dunia ilmiah sukar dijelaskan, mungkin lebih mudah dikatakan dengan terminologi suprarasional. Sementara science mengandalkan pemahamannya lewat cara-cara pengujian melalui siklus hipotesis. Dengan demikian ilmu pengetahuan tentu lebih sempit dari pada pemahaman agama. Dengan keyakinan bahwa agama dan sains sebenarnya tidak bertentangan hanya ada satu penjelasan yang mungkin, yakni kekeliruan manusia dalam memahami/ menterjemahkan firman-Nya, sebab manusia sebagai makhluk tentu banyak memiliki kekurangan/ keterbatasan. Terlepas dari diakui atau tidaknya teori evolusi, kita sebagai makhluk hidup tetap melakukan proses adaptasi untuk menghadapi berbagai perubahan lingkungan.

B. Saran.
            Marilah kita terus belajar dan berfikir akan kemajuan dengan tidak melupakan bahwa kita adalah manusia yang diciptakan oleh Allah dan akan mempertanggungjawabkan apa yang kita perbuat di bumi ini.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar