MAKALAH
SELEKSI
ALAM DAN EVOLUSI
DISUSUN
OLEH:
FENYL
FENYL
KELAS
IX-C
SMP NEGERI 2 BATEBALLA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Teori evolusi diajukan sebagai
hipotesa rekaan di tengah konteks pemahaman ilmiah abad kesembilan belas yang
masih terbelakang, yang hingga hari ini belum pernah didukung oleh percobaan
atau penemuan ilmiah apapun. Sebaliknya, semua metode yang bertujuan
membuktikan keabsahan teori ini justru berakhir dengan pembuktian
ketidakabsahannya. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas beberapa
teori evolusi yang dikemukakan beberapa tokoh dan akan dibahas pula tentang
adaptasi dan hubungannya dengan evolusi.
Sejak abad ke-6 sebelum masehi,
banyak ahli yang telah berusaha mengemukakan pendapatnya tentang asal-usul
barbagai jenis makhluk hidup yang ada didunia dan banyak pendapat mereka
menjadi fondasi teori evolusi.
Banyak teori relvolusi yang
dikemukakan oleh para ahli, tetapi tampaknya belum ada satupun yang dapat
menjawab semua fakta dan fenomena tentang sejarah perkembangan makhluk hidup.
Namun kita perlu mengenal dan mempelari berbagai fenomena dan fakta yang terjadi
di bumi ini. Namun tidak dapat dijadikan sebagai landasan kepercayaan atau
keyakinan karena ada beberapa teori yang menyimpang dan tidak sesuai dengan
Aqidah, misalnya bahwa manusia berasal dari kera
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Evolusi?
2. Bagaimana Evolusi terjadi?
3. Bagaimana keruntuhan teori Evolusi?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian evolusi dan seleksi alam
2. Mengetahui proses terjadinya Evolusi dan
keruntuhannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Seleksi Alam Dan Evolusi
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.
Contoh
seleksi alam misalnya yang terjadi pada ngengat Biston betularia.Ngengat Biston
betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya
lebih banyak daripada ngengat Biston betularia hitam. Namun
setelah terjadinya revolusi industri,
jumlah ngengat Biston betularia putih lebih sedikit daripada
ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat Biston
betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada
saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari
asap industri, sehingga populasi ngengat Biston betularia hitam
menurun karena tidak dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah
revolusi industri, udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri,
sehingga populasi ngengat Biston betularia putih menurun
karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap
oleh pemangsanya.
Evolusi
didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik.
Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang
berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum
dalam suatu populasi – dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih
berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang
menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak
individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan
ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi
melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan
acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa
Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang
menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik
dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu
individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Walaupun
perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini
akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme.
Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies
yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang
satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita
kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi
secara perlahan ini.
Dokumentasi
fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang
dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga
mengembangkan dan menguji teori-teori
yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme
hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies
berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini
tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin, On the Origin of Speciesyang
menjelaskan dengan detail teori evolusi
melalui seleksi alam. Karya Darwin
dengan segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah.
Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel,
membentuk sintesis evolusi modern, yang
menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi
(seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang
secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi
prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh
tentang keanekaragaman
hayati di bumi.
Meskipun
teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin,
namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar
sejak zaman Aristoteles. Namun demikian, Darwin adalah ilmuwan pertama
yang mencetuskan teori evolusi
yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini,
teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap
oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan
peristiwa evolusi.
A. Evolusi
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan
suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa
oleh genyang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan
menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan
ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi. Menurut Lamarck evolusi terjadi karena adaptasi,
sedangkan adaptasi timbul karena diinginkan, yaitu perubahan struktur atau
bentuk yang terjadi karena adanya keinginan yang timbul dari dalam untuk menghadapi
perubahan lingkungan.
Mekanisme utama yang mendorong evolusi:
- seleksi alam yang merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam.
- Hanyutan Genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) yang merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Pada tahun 1859 Charles
Darwin, On the Origin of
Species yang
menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Darwin mengajukan
lima teori perihal evolusi:
- Bahwa kehidupan tidak tetap sama sejak awal keberadaannya
- Kesamaan leluhur bagi semua makhluk hidup
- Evolusi bersifat gradual (berangsur-angsur)
- Terjadi pertambahan jumlah spesies dan percabangan garis keturunan
- Seleksi alam merupakan mekanisme evolusi
Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori
evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin
digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi
modern, yang
menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi
(seleksi alam).
Evolusi makhluk hidup dapat dibuktikan berdasarkan
penemuan fosil. Fosil adalah sisa makhluk hidup dari zaman purba yang telah
membatu dan tertanam dalam lapisan tanah. Fosil sangat penting sebagai sumber
penelitian asal-usul manusia, hewan, dan tumbuhan. Dari fosil, dapat diketahui
jenis makhluk hidup yang pernah hidup pada zaman dahulu, lamanya hidup,
kekerabatannya dengan makhluk hidup sekarang, dan faktor yang menyebabkan
makhluk hidup itu punah.
Selain penemuan fosil, evolusi dapat diketahui dengan
cara membandingkan organ tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup yang berbentuk
asalnya sama dapat mengalami evolusi sehingga bentuk organ mengalami perubahan
struktur dan fungsi. Organ-organ yang mengalami perubahan itu disebut homolog.
Namun terbukti
bahwa makhluk hidup di Bumi tidak berevolusi melalui kebetulan, seperti
pernyataan para evolusionis, jelaslah bahwa makhluk hidup adalah karya sang Pencipta.
Para ilmuwan pendukung teori evolusi sepakat akan tidak adanya alternatif
ketiga. Salah satunya, Douglas Futuyma, menyatakan “Organisme hanya mungkin
muncul di muka bumi dalam wujud telah terbentuk sempurna,. Jika tidak, berarti
organisme telah terbentuk dari spesies pendahulunya melalui suatu proses
perubahan. Jika organisme muncul dalam wujud telah terbentuk sempurna, pastilah
organisme itu diciptakan oleh suatu kecerdasan Mahakuasa”.
Semua hasil penggalian dan penelitian selama seratus
tahun atau lebih bertentangan dengan pendapat kaum evolusionis yang menyatakan
bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba dalam wujud sempurna tanpa cacat,
atau dengan kata lain makhluk hidup telah “diciptakan”. Tidak ada fosil yang
dapat disebut sebagai makhluk transisi atau tahap perantara. Paleontologi
menampilkan pesan yang sama dengan cabang ilmu lainnya: Makhluk hidup tidak
berevolusi, tetapi diciptakan. Sebagai hasilnya, pada saat kaum evolusionis
mencoba membuktikan teori mereka yang tidak berdasarkan fakta itu, mereka
justru membuktikan kebenaran penciptaan dengan tangan mereka sendiri.
Ledakan Zaman Kambrium sudah cukup untuk meruntuhkan
teori evolusi. Zaman Kambrium
adalah periode waktu dalam ilmu geologi, yang lamanya diperkirakan kurang lebih
65 juta tahun, sekitar 570 hingga 505 juta tahun yang silam. Tetapi, kemunculan
mendadak berbagai kelompok utama hewan terjadi pada fase yang jauh lebih
singkat di masa Zaman Kambrium ini, yang sering disebut dengan “ledakan
Kambrium ”. Stephen C. Meyer, P. A. Nelson, dan Paul Chien, dalam sebuah
artikel yang didasarkan pada pengkajian literatur terperinci di tahun 2001,
menyatakan “ledakan Kambrium terjadi dalam sepenggal waktu geologis yang
teramat sempit, yang lamanya tak lebih dari 5 juta tahun.
Evolusi
pasti tidak pernah terjadi jika bukan karena adaptasi, yang berarti adaptasi telah
menjadi salah satu bahan yang paling penting untuk evolusi terjadi.
Karena lingkungan yang terus berubah, adaptasi harus berlangsung. Oleh karena
itu, evolusi dikatakan proses yang tidak pernah berakhir. Laporan pendahuluan
menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara adaptasi dan evolusi, tetapi
ada perbedaan yang signifikan antara keduanya, juga.
C. Kegagalan Teori
Evolusi
Sains itu kekuatan
menghubung-hubungkan
Sudah sejak lama
manusia berkecipung di dunia sains. Ketika kita bisa berpikir mandiri lalu
mulai menghubung-hubungkan sesuatu dengan yang lainnya maka saat itu juga kita
mulai menciptakan teknologi untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam
keseharian ini.
Kemampuan otak manusia
untuk menghubung-hubungkan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain
menunjukkan tingkat kecerdasan setiap orang. Saat seorang manusia sudah
sejahtera niscaya kemampuan berpikirnya mengalami kemajuan pesat sehingga
menembus batas-batas kewajaran. Oleh karena itu, Siapapun dari kita yang merasa
memiliki kecerdasan alangkah baiknya bila kita melandasi kehidupan dengan
pengenalan akan Tuhan. Sebab Dialah sumber segala hikmat & pengetahuan yang
sejati.
Teori evolusi bukan
fakta, hanya imajinasi CD
Teori evolusi yang
dicetuskan oleh charles darwin hanyalah sebuah cerita fiksi yang jauh dari
kebenaran dan sengaja digulirkan untuk tujuan-tujuan sempit sehingga mendorong
orang lain sesat pikir. Teori ini seperti propaganda pencucian otak agar
semakin banyak saja orang yang mengabaikan hal-hal yang sifatnya sangat
esensial dan penting misalnya saja adalah nilai-nilai agama dan ke-Tuhanan.
Ada kecenderungan saat
semua kebutuhan hidup terpenuhi (makmur) manusia mulai berkembang pola
pikir dan kecerdasannya. Teori evolusi itu hanyalah sebuah retorika belaka yang
lebih pantas untuk di filmkan bukan untuk dipelajari dan diyakini. Itulah
manusia ketika kecerdasannya sudah tinggi bukan maksud untuk melawan Tuhan
melainkan hanya bagian kecil dari sandiwara kehidupan. Namun beberapa
oknum memanfaatkan hal-hal tersebut untuk menyesatkan orang lain.
Teori evolusi tidak ada
: Ada Tuhan dibalik semua keajaiban yang terjadi
Memandang teori evolusi
sebagai sebuah fakta adalah pemahaman yang sangat kolot. Charles darwin hanya
bercerita seolah-olah dia ada pada saat penciptaan dan mendorong dirinya
sendiri untuk menjadi sama seperti tuhan. Kesesatan Charles hanyalah orang yang
kurang pergaulan dan tidak populer yang telah membaca sebagian kisah dalam
Alkitab yang menceritakan bagaimana manusia bisa bertahan dari zaman ke zaman
dan siapa yang benar-benar bisa bertahan dari tekanan situasi dan
kekuatan alam semesta. Sepertinya CD hanya memahami kekuatan alam
yang menyertai dan melindungi setiap tokoh sampai ia menang namun melupakan
siapa yang berkarya dibalik semua keajaiban itu.
Manusia diseleksi oleh
hawa nafsunya sendiri : ini sudah hukum alam
Saya ingin tekankan
bahwa alam tidak menyeleksi manusia akan tetapi hawa nafsu manusialah
yang menyeleksi dirinya sendiri. Ini dapat kita lihat dari berbagai
kisah dalam Kitab Suci bagaimana angkara murka (manusia dengan moral
jongkok) berkembang lalu perlahan-lahan disingkirkan dan punah oleh karena kejahatannya
sendiri menimpa batu kepalanya. Ini baru seleksi alam yang sebenarnya.
Perbedaan Mutasi Gen
dan Mutasi Kromosom
Berikut ini adalah
perbedaan antara kedua jenis mutasi yang mungkin terjadi dalam kisah imajiner
dari ilmuan pendukung evolusi dan sutradara kenamaan di Hollywood.
- Mutasi Gen. Mutasi gen adalah perubahan skala kecil dari bahan genetik dimana perubahan terjadi pada urutan nukleotida gen tertentu yang menyebabkan perubahan kecil pada organisme.
- Mutasi kromosom. Mutasi kromosom adalah perubahan besar-besaran yang melibatkan ribuan gen dalam kromosom dimana terjadi perubahan jumlah atau struktur kromosom secara besar-besaran pada organisme.
Alasan menolak teori
evolusi
Berikut ini kita akan
paparkan alasan-alasan yang bersifat empiris untuk menentang teori evolusi
yang tidak masuk akal jika dikaitkan dengan teori sains modern.
- Pada prinsipnya, makhluk hidup memiliki daya tahan tubuh untuk melawan mutasi yang terjadi secara besar-besaran yang disebut juga sebagai kanker. Manusia sendiri memiliki mekanisme di tingkat sel untuk melawan perubahan yang ekstrim yaitu sel natural killer. Telah diketahui oleh para ahli bahwa sel ini mampu memfagosit (memakan) sel kanker agar tidak mengalami perkembangan lebih lanjut. Mutasi sel besar-besaran sama dengan sel kanker.
- Teori abiogensis modern yang tidak valid yang dikemukakan oleh para ilmuan pendukungnya. Dimana diketahui dalam penelitian invitro bahwa bahan-bahan kimia dalam tabung yang dipijarkan dengan tegangan tinggi akan menghasilkan asam amino dan sukrosa yang organik. Berdasarkan analisis saya dengan berbagai bahan kimia disekitar kita memang dapat dibentuk serupa dengan zat organik yang alami akan tetapi hal ini hanyalah sintesis belaka alias tiruan. Zat yang di sintesis ini tidak sama dengan bahan organik aslinya. Kesamaan antara keduanya tidak murni 100% dan apabila bahan sintesis ini masuk kedalam tubuh makhluk hidup maka organisme tersebut lama kelamaan akan mengalami gangguan metabolisme, kanker dan kematian. Selengkapnya, Meruntuhkan teori abiogensis modern
- Mutasi itu normal akan tetapi ada batas-batasnya. Apabila mutasinya terletak pada perubahan struktur dan urutan basa saja : ini normal. Keadaan inilah yang menyebabkan perbedaan ciri-ciri fisik antar spesies (perbedaan RAS). Akan tetapi jika yang terjadi adalah penambahan atau pengurangan jumlah gen dan kromosom niscaya hal ini akan menyebabkan kelainan/ kecacatan yang sifatnya permanen dan merugikan organisme itu sendiri. Pengurangan dan penambahan jumlah gen dan kromosom tidak pernah memberikan keuntungan bagi organisme. Selanjutnya yang akan kita bahas adalah Jenis mutasi dengan penambahan/ eliminasi jumlah genetik. Pelajari selengkapnya, Hukum kekekalan jumlah genetik makhluk hidup
- Teori evolusi menyatakan bahwa mutasi selalu terjadi dalam suatu populasi. Ini seperti hukum alam. Akan tetapi saya menegaskan bahwa mutasi karena penambahan/ eliminasi jumlah genetik adalah sesuatu yang abnormal. MUTASI TIPE INI TERJADI KARENA ORGANISME TIDAK SEHAT dan/atau kekurangan zat gizi dan/atau telah terkontaminasi oleh bahan kimia dan/atau terpapar sinar radiasi dan/atau telah mengalami keracunan bisa binatang/ tumbuhan yang berbahaya. Mutasi jenis ini tidak mungkin terjadi apabila setiap organisme dalam keadaan sehat.
- Namanya juga evolusi. Sadarilah bahwa evolusi yang dimaksud oleh para ilmuan pendukungnya adalah perubahan yang tidak tanggung-tanggung. Bayangkan saja, bagaimana mungkin organisme perairan tiba-tiba menjadi organisme daratan? Bukankah ini melibatkan perubahan yang sangat kompleks mulai dari perubahan sistim pernafasan, pergerakan, kulit dan lain sebagainya. Jadi dapat dipastikan bahwa evolusi yang dimaksud oleh dunia barat adalah perubahan besar-besaran yang melibatkan mutasi kromosom.
- Dalam teori evolusi dikatakan bahwa makhluk hidup akan mengalami kelainan gen/ kromosom dimana organisme diseleksi oleh alam dan yang dapat bertahan akan terus berkembang dan memiliki keturunan. KENYATAANNYA adalah setiap makhluk hidup yang bermutasi dari spesies aslinya tidak dapat berkembang biak alias mandul. Jadi bagaimana mungkin makhluk hidup yang telah bermutasi dapat melanjutkan generasinya padahal dia sendiri tidak punya anak cucu? Ini dibuktikan dengan kejadian mutasi genetik pada orang-orang yang mengalami sindrom down, klinefelter dan lain sebagainya dimana mereka tidak mempunyai anak dalam hidupnya kecuali diadopsi atau bayi tabung. Pelajari, Penyakit yang disebabkan oleh kelainan genetikPada masa pembuahan setelah proses meiosis, terjadi proses identifikasi dan pengenalan antar sel telur ibu dan sel sperma ayah. Proses identifikasi ini harus menemukan kecocokan, tanpa kecocokan mustahil terjadi pembuahan. Kecocokan ini dapat diumpamakan seperti antara “kunci dan gembok”. Gerigi yang terbentuk pada kunci sama dengan jumlah kromosom organisme. Demikianlah kunci ini hanya cocok dengan gembok yang memiliki gerigi dengan jumlah yang sama. Artinya Satu kunci hanya cocok untuk satu gembok. Penambahan/ pengurangan kromosom pada sel gamet jantan membuatnya tidak dapat bertemu atau melebur jadi satu dengan sel gamet betina sehingga pembuahan tidak terjadi alias organisme tersebut infertil.
- Dalam penemuan fosil manusia purba dibeberapa wilayah termasuk di Indonesia sendiri ditemukan manusia purba yang bobot otaknya di atas kapasitas otak kera (600 cc) dan di bawah kapasitas otak manusia. Penemuan fosil ini adalah salah satu yang paling hebat dalam teori darwin yaitu ditemukannya manusia transisi yang mirip manusia tapi juga mirip kera. KENYATAANNYA ADALAH FOSIL YANG DITEMUKAN ADALAH FOSIL MANUSIA YANG MENGALAMI MUTASI KROMOSOM SEJAK DARI LAHIRNYA (seperti klinefelter, down sindrome atau yang lainnya) sehingga orang-orang ini berbeda dari manusia lainnya. Salah satu perbedaannya adalah perbedaan kapasitas otak. Bayi yang mengalami kelainan sejak dalam kandungan biasanya mengalami keterbelakangan mental, beberapa antisosial dan IQ rendah (kapasitas volume otak di bawah kapasitas otak manusia normal).
- Coba bandingkan foto-foto manusia transisi (yang ditemukan fosilnya oleh ilmuan) dengan mereka yang mengalami sindrom sejak dari dalam kandungan (disabilitas mental dan fisik). Perhatikan baik-baik dan buatlah penilaian sendiri yang menyatakan kemiripan diantara mereka.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kaum agamawan berpendapat bahwa
manusia diciptakan secara tiba-tiba dari tanah, sedangkan kaum ilmuwan
berpendapat bahwa manusia tercipta melalui proses evolusi. Agama itu dimengerti
dengan jalan keimanan, suatu fase yang dalam dunia ilmiah sukar dijelaskan,
mungkin lebih mudah dikatakan dengan terminologi suprarasional. Sementara science mengandalkan
pemahamannya lewat cara-cara pengujian melalui siklus hipotesis. Dengan
demikian ilmu pengetahuan tentu lebih sempit dari pada pemahaman agama. Dengan
keyakinan bahwa agama dan sains sebenarnya tidak bertentangan hanya ada satu
penjelasan yang mungkin, yakni kekeliruan manusia dalam memahami/
menterjemahkan firman-Nya, sebab manusia sebagai makhluk tentu banyak memiliki
kekurangan/ keterbatasan. Terlepas
dari diakui atau tidaknya teori evolusi, kita sebagai makhluk hidup tetap
melakukan proses adaptasi untuk menghadapi berbagai perubahan lingkungan.
B. Saran.
Marilah
kita terus belajar dan berfikir akan kemajuan dengan tidak melupakan bahwa kita
adalah manusia yang diciptakan oleh Allah dan akan mempertanggungjawabkan apa
yang kita perbuat di bumi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar